Abstract:
Nurul Sauma Rahmayani (2023), Upaya Guru Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
di SDN 30 dan SDN 14 Pontianak Selatan. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK). Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agma Islam Negeri (IAIN) Pontianak.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh upaya guru dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1) Kesulitan belajar peserta
didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 30 dan SDN 14
Pontianak Selatan. 2) Upaya guru mengatasi kesulitan belajar peserta didik
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 30 dan SDN 14 Pontianak
Selatan. 3) Faktor penghambat dan pendukung upaya guru dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SDN 30 dan SDN 14 Pontianak Selatan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Sumber
data penelitian ini adalah kepala sekolah dan seluruh guru kelas di SDN 14
dan SDN 30 Pontianak Selatan. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan teori Miles and Huberman (1904). Hasil
penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Kesulitan belajar peserta didik
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 30 dan SDN 14 Pontianak
Selatan memiliki persamaan berdasarkan aspek kemampuan berbahasa,
yaitu kesulitan belajar dalam aspek menyimak, aspek membaca dan aspek
menulis. 2) Terdapat perbedaan upaya guru mengatasi kesulitan belajar
Bahasa Indonesia. Guru kelas di SDN 14 Pontianak Selatan memberikan
bimbingan khusus saat jam pelajaran. Guru kelas di SDN 30 Pontianak
Selatan memberikan jam pelajaran tambahan setelah pulang sekolah.
Adapun persamaannya yaitu guru menerapkan berbagai macam metode
belajar. 3) Terdapat persamaan faktor penghambat dan pendukung upaya
guru di SDN 30 dan SDN 14 Pontianak Selatan. Faktor penghambatnya
yaitu peserta didik belum menyadari kebutuhannya dalam belajar. Faktor
pendukungnya yaitu sarana dan prasarana sekolah yang mendukung.