Abstract:
Pada Kurikulum KTSP 2006, pembelajaran di SD/MI di kelas rendah(I, II,
III) adalah pembelajaran tematik dan pada kelas atas ( IV, V, VI) berdasarkan
mata pelajaran. Namun pada Kurikulum sekarang ini semua pembelajaran di
SD/MI dari kelas I sampai dengan kelas VI semuanya adalah pembelajaran
tematik. Hal ini tentu menimbulkan kesulitan bagi guru di MIN 1 pontianak dalam
pengelolaan pembelajaran tematik di dalam kelas. Meskipun Kurikulum K13
sudah berjalan dan diberlakukan cukup lama, tetapi guru-guru masih merasa
kesulitan dalam pengelolaan pembelajaran tematik, kesulitan ini muncul
disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari faktor guru maupun dari faktor diluar
guru. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan dan mendeskripsikan data tentang;
(1) Kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam pengelolaan pembelajaran temati
terpadu dan; (2) Cara mengatasi kesulitan guru dalam pengelolaan pembelajaran
tematik terpadu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek adalah dengan cara memperoleh
sumber data dari empat guru yaitu seluruh wali kelas 1 (I A, I B, I C, dan I D).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif Miles
dan Huberman, yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini yaitu: 1) Kesulitan dalam penyesuaian dengan
penggunaan kurikulum, yang dimana kurikulumnya terlalu tinggi untuk di ajarkan
ke siswa kelas 1. Adanya pelajaran yang digabung, jumlah materi yang sedikit
susah untuk dikembangkan dan jumlah siswa yang lebih banyak dari batas yang
ditentukan sehingga mengalami kesulitan untuk mengembangkan potensi yang
ada pada setiap siswa, tema yang ada kadang tidak sesuai dengan kondisi di
lingkungan sekolah. 2) Cara guru untuk mengatasi kesulitan yang muncul dalam
pengelolaan kelas yang pertama kali guru lakukan adalah dengan menekankan
siswa untuk banyak belajar membaca, menulis, dan berhitung. Untuk yang belum
bisa apa-apa dikelaskan atau diadakan jam belajar tambahan setelah pulang
sekolah, dan dengan mengadakan jam belajar tambahan, sehingga mereka akan
mudah menerima materi tematik yang akan disampaikan di kelas dan dapat
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.