Abstract:
SYAHRUL RIZAL (11834047), Angin Yang Mengawinkan Dalam Q.S. Al-Hijr [15] : 22 (Studi Komparatif Tafsir Al-Jawahir FiTafsir Al-Qur’an Al-Karim dan Tafsir Al-Kabir). Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD), Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Penafsiran Tantawi Jauhari dan Fakhruddin Ar-Razi Tentang Angin Yang Mengawinkan Dalam Q.S. Al-Hijr [15] : 22. (2) Apa Perbedaan Dan Persamaan Antara Penafsiran Tantawi Jauhari dan Fakhruddin Ar-Razi Tentang Angin Yang Mengawinkan Dalam Q.S. Al-Hijr [15] : 22.(3) Mengapa Terjadi Perbedaan Penafsiran Antara Tantawi Jauhari dan Fakhruddin Ar-Razi Tentang Angin Yang Mengawinkan Dalam Q.S. Al-Hijr [15] : 22. (4) Bagaimana Relasi Penafsiran Angin Yang Mengawinkan Dalam Q.S. Al-Hijr [15] : 22 Menurut Tantawi Jauhari dan Fakhruddin Ar-Razi Dilihat Dari Perspektif Ilmu Pengetahuan.
Penelitian ini adalah penelitian kualititatif. Sumber data penelitian terdiri dari sumber primer berupa tafsiran Tantawi Jauhari dan Fakhruddin ar-Razi tentang kata ar-riyah lawaqih dalam Q.S. Surah Al-Hijr [15] : 22. Adapun sumber data sekunder berupa buku, jurnal, artikel skripsi yang berkaitan dengan masalah yang peneliti teliti.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Penafsiran angin yang mengawinkan menurut Tantawi Jauhari adalah pembuahan yang dilakukan oleh angin kepada pepohonan. Adapun menurut ar-Razi adalah pembuahan yang dilakukan oleh angin kepada pepohonan dan awan. 2) Persamaan penafsiran angin yang mengawinkan menurut kedua mufasir adalah pembuahan yang dilakukan oleh angin kepada pepohonan, bermakna unta betina yang dibuahi pejantan sehingga unta betina hamil dan lawaqih adalah subjek pembuahan. Perbedaan penafsiran angin yang mengawinkan adalah Tantawi Jauhari menjelaskan angin yang mengawinkan berupa pembuahan yang dilakukan angin kepada pepohonan secara ilmiah, sedangkan ar-Razi hanya menjelaskan pembuahan yang dilakukan oleh angin kepada pepohonan dan awan. 3) Latar belakang terjadinya persamaan dan perbedaan penafsiran antara kedua mufasir dikarenakan faktor penafsiran variatif dan geneologi pengetahuan yang dimiliki keduanya. 4) Relasi penafsiran angin yang mengawinkan menurut Tantawi Jauhari dan Fakhruddin ar-Razi sesuai dengan perspektif ilmu pengetahuan.