Abstract:
Peristiwa teror yang terjadi akhir-akhri ini berupa penyerangan terhadap
jamaah di salah satu masjid di London pada bulan Juni 2018 dan serangan terhadap
petugas kepolisian di Perancis pada awal tahun 2017 mengambarkan bahwa terorisme
tidak selalu identik dengan agama tertentu, khususnya agama Islam. Islam dan teror
bukan dua hal yang berelasi identik, hanya saja sering menjadi pemicu lahirnya
konsensus sosial yang memungkinkan ada pihak-pihak lain yang menungganginya.
Oleh karena itu, perlu ada solusi untuk menghilangkan stigma bahwa Islam adalah
agama teroris melalui pendekatan pendidikan Islam. Tulisan ini memaparkan dua
formulasi pendidikan Islam yang dapat digunakan untuk menangkal paham-paham
radikalisme. Pertama, pendidikan Islam harus mengungkap secara tegas keterpisahan
antara Islam dan terorisme dengan kembali pada visi Islam sebagai agama rahmatan
lil’alamin. Kedua, menempatkan nilai profetik-humanistik dan historisitas Islam sebagai
basis kurikulum pendidikan Islam, serta menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan
Islam baik secara formal dan kultural.