Abstract:
Penelitian ini dilatar belakangi oleh realita dalam pendidikan era
sekarang, dimana generasi muda yang seharusnya memiliki akhlak dan
kepribadian yang luhur justru malah sebaliknya. Banyaknya kejadian kasus yang
sangat memprihatinkan terjadi dalam dunia pendidikan. seperti kasus tawuran,
pemerkosaan, narkoba dan lain sebagainya. terbentuknya akhlak pada generasi
muda merupakan salah satu tujuan pendidikan. Namun kenyataan di zaman
sekarang justru sebaliknya. Eksistensi akhlak justru justru mengalami
kemerosotan dan kurang diperhatikan dalam dunia pendidikan. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi konsep pendidikan akhlak
menurut pemikiran Ibnu Miskawaih dan KH. Hasyim Asy‟ari.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
studi kepustakaan (library research).Model analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model analisis isi (content analysis) dengan metode
komparatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder,
dari pemikiran Ibnu Miskawaih dalam sebuah buku yang berjudul “Tahzibul
Akhlaq” dan KH. Hasyim Asy‟ari dalam sebuah buku yang berjudul “Adabul
‘Alim wa al-Muta’allim”. Untuk mengumpulkan data digunakan teknis studi
dokumen dalam bentuk dokumen-dokumen seperti catatan, manuskrip, buku-
buku dan sebagainya.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa: 1) Konsep pendidikan akhlak
menurut Ibnu Miskawaih adalah keadaan jiwa yang mendorong timbulnya
perbuatan secara spontan, tanpa memerlukan pertimbangan; 2) Konsep
pendidikan akhlak menurut KH. Hasyim Asy‟ari adalah ketercapainya insan
yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah, mengetahui ajaran agama
secara ilmiah dan alamiah; 3) Persamaan dan perbedaan pendidikan akhlak
antara pemikiran Ibnu Miskawaih dan KH. Hasyim Asy‟ari yaitu pendidikan
yang ingin dicapai bersifat menyeluruh antara kesempurnaan jasmani dan
rohani; 4) Relevansi pendidikan akhlak menurut Ibnu Miskawaih dan KH.
Hasyim Asy‟ari sangat relevan dengan melihat pendidikan saat ini yang
mengalami kemerosotan mengenai akhlak, karena hanya terfokus pada
kecerdasan intelektual tanpa diimbangi dengan nilai-nilai akhlak yang mulia.