Abstract:
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi.
Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunkan
observasi partisipasi pasif, wawancara mendalam (Indepth Interview) dan
dokumentasi.Teknik analisis data dalam penilitian ini yaitu reduksi data dan
penyajian data (Display data).
Hasil dalam penelitian ini menemukan bahwa: 1) Asal mula munculnya
tradisi Peno-peno ini adalah kisah seorang ibu yang melahirkan dua orang anak
satunya mati menjadi buaya putih, itulah mengapa tempat pelaksanaannya di
sungai dan anak satunya lagi mati menjadi angin maka dari itu dilakukanlah Peno-
peno di atas rumah dan merupakan warisan dari nenek moyang terdahulu secara
turun temurun yang hingga saat ini masih dilaksanakan. Adapun tujuan dalam
pelaksanaan tradisi Peno-peno ini adalah hati akan tenang dan aman. 2) Proses
pelaksanaan tradisi Peno-peno pertama, menentukan hari pelaksanaan tradisi
dengan membuat alat serta bahan-bahan yang akan digunakan kedua,
mempersiapkan alat-alat atau perlengkapan yang telah dibuat sebelumnya ketiga,
membaca sholawat nabi dan ditutup dengan membaca doa selamat keempat,
makan-makan bersama kelima, menurunkan ancak dan lesuji ke bawah diikuti
oleh masyarakat yang ikut serta berkumpul untuk melakukan ritual terebut yang
dipimpin oleh tokoh adat keenam, ritual di lantai dua rumah dengan memanjatkan
doa atau jampi-jampi oleh ketua adat ketujuh, makan dalam kelambu yang diikuti
oleh pihak keluarga kedelapan, membaca doa oleh tuan rumah bersama tokoh
adat. 3) Pandangan pendidikan Islam tentang tradisi Peno-peno suku Bugis Seruat
II Kabupaten Kubu Raya dari aspek akidah sebagian masyarakat masih memiliki
kepercayaan terhadap tradisi tersebut dengan ucapan serta diwujudkan dengan
perbuatan sesuai yang diyakininya serta merasa terlepas dari beban atau hutang,
merasa tenang dan sebagai sarana dalam meningkatkan keimanan kepada Allah
Swt dengan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Sedangkan yang tidak
dibenarkan oleh pandangan pendidikan Islam ialah yang dihawatirkan akan
terdapat unsur syirik di dalamnya yaitu dengan memberikan makanan kepada
makhluk ghoib yang ada di sungai, memberikan makan bayang-bayang serta
membuang makanan ke sungai dan menyelipkan makanan ke bawah papan tangga
hal tersebutlah yang membuat sikap mubazir. Aspek akhlak terbagi menjadi dua
yaitu akhlak kepada Allah dengan meningkatkan ketakwaan dan mengajarkan
senantiasa meminta perlindungan hanya kepada Allah dari marabahaya dan
bencana. Akhlak kepada sesama manusia terutama kepada Nabi mulia
Muhammad dengan sentiasa bersholawat kepada Rasulullah, serta kepada sesama
masyarakat sekitar dengan saling mempererat silaturahmi, gotong royong dan
amanah. Adapun dari aspek syariah yaitu saling berbagi antar sesama (sedekah),
membaca sholawat Nabi atau barzanji dan membaca doa selamat.