PANDANGAN PENDIDIKAN ISLAM TENTANG TRADISI PENO-PENO PADA MASYARAKAT SUKU BUGIS DESA SERUAT II KABUPATEN KUBU RAYA

Show simple item record

dc.contributor.advisor Rahmap
dc.contributor.advisor Rahmatullah, Muhammad
dc.contributor.author IRNAWATI
dc.date.accessioned 2022-06-27T10:59:22Z
dc.date.available 2022-06-27T10:59:22Z
dc.date.issued 2020-05-04
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/818
dc.description.abstract Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunkan observasi partisipasi pasif, wawancara mendalam (Indepth Interview) dan dokumentasi.Teknik analisis data dalam penilitian ini yaitu reduksi data dan penyajian data (Display data). Hasil dalam penelitian ini menemukan bahwa: 1) Asal mula munculnya tradisi Peno-peno ini adalah kisah seorang ibu yang melahirkan dua orang anak satunya mati menjadi buaya putih, itulah mengapa tempat pelaksanaannya di sungai dan anak satunya lagi mati menjadi angin maka dari itu dilakukanlah Peno- peno di atas rumah dan merupakan warisan dari nenek moyang terdahulu secara turun temurun yang hingga saat ini masih dilaksanakan. Adapun tujuan dalam pelaksanaan tradisi Peno-peno ini adalah hati akan tenang dan aman. 2) Proses pelaksanaan tradisi Peno-peno pertama, menentukan hari pelaksanaan tradisi dengan membuat alat serta bahan-bahan yang akan digunakan kedua, mempersiapkan alat-alat atau perlengkapan yang telah dibuat sebelumnya ketiga, membaca sholawat nabi dan ditutup dengan membaca doa selamat keempat, makan-makan bersama kelima, menurunkan ancak dan lesuji ke bawah diikuti oleh masyarakat yang ikut serta berkumpul untuk melakukan ritual terebut yang dipimpin oleh tokoh adat keenam, ritual di lantai dua rumah dengan memanjatkan doa atau jampi-jampi oleh ketua adat ketujuh, makan dalam kelambu yang diikuti oleh pihak keluarga kedelapan, membaca doa oleh tuan rumah bersama tokoh adat. 3) Pandangan pendidikan Islam tentang tradisi Peno-peno suku Bugis Seruat II Kabupaten Kubu Raya dari aspek akidah sebagian masyarakat masih memiliki kepercayaan terhadap tradisi tersebut dengan ucapan serta diwujudkan dengan perbuatan sesuai yang diyakininya serta merasa terlepas dari beban atau hutang, merasa tenang dan sebagai sarana dalam meningkatkan keimanan kepada Allah Swt dengan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Sedangkan yang tidak dibenarkan oleh pandangan pendidikan Islam ialah yang dihawatirkan akan terdapat unsur syirik di dalamnya yaitu dengan memberikan makanan kepada makhluk ghoib yang ada di sungai, memberikan makan bayang-bayang serta membuang makanan ke sungai dan menyelipkan makanan ke bawah papan tangga hal tersebutlah yang membuat sikap mubazir. Aspek akhlak terbagi menjadi dua yaitu akhlak kepada Allah dengan meningkatkan ketakwaan dan mengajarkan senantiasa meminta perlindungan hanya kepada Allah dari marabahaya dan bencana. Akhlak kepada sesama manusia terutama kepada Nabi mulia Muhammad dengan sentiasa bersholawat kepada Rasulullah, serta kepada sesama masyarakat sekitar dengan saling mempererat silaturahmi, gotong royong dan amanah. Adapun dari aspek syariah yaitu saling berbagi antar sesama (sedekah), membaca sholawat Nabi atau barzanji dan membaca doa selamat. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN PONTIANAK en_US
dc.subject Pendidikan Islam, Tradisi Peno-peno en_US
dc.title PANDANGAN PENDIDIKAN ISLAM TENTANG TRADISI PENO-PENO PADA MASYARAKAT SUKU BUGIS DESA SERUAT II KABUPATEN KUBU RAYA en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account