Abstract:
Asmanah, dengan NIM 2224100719, 2022. Evaluasi Model CIPP pada Program
Unggulan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur`an (PPTQ) Dak Jaya.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya program unggulan tahfidz
sebagai bagian dari upaya mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang berakhlak
mulia dan siap menghadapi tantangan zaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi program unggulan tahfidz Al-Qur’an di PPTQ Nusantara Dak Jaya
Sintang Kalimantan Barat melalui pendekatan model evaluasi CIPP yang mencakup
evaluasi konteks, input, proses, dan produk. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian evaluatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi,
sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis model Miles
dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek konteks, program tahfidz
dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam mencetak generasi
penghafal Al-Qur’an yang tidak hanya hafal tetapi juga berakhlak baik. Visi dan misi
pondok jelas, legalitas formal lembaga telah terpenuhi, dan dukungan masyarakat
tergolong tinggi. Pada aspek input, tersedia sepuluh ustaz/ustazah pengajar tahfidz
dengan latar belakang pendidikan yang relevan dan kompetensi sebagai
hafizh/hafizhah. Rasio pengajar dan santri masih ideal. Sarana dan prasarana seperti
ruang tahfidz, kelas tambahan, dan sekitar lima puluh mushaf sudah tersedia,
meskipun belum didukung teknologi digital dan bahan ajar tertulis. Pendanaan
program berasal dari iuran wali santri, donatur tetap, dan unit usaha pondok. Pada
aspek proses, kegiatan tahfidz dilakukan secara terstruktur menggunakan metode
talaqqi, tikrar, setoran hafalan harian, muroja’ah, serta simaan mingguan. Evaluasi
dilakukan secara berkala, baik mingguan, bulanan, maupun per semester. Kendala
yang dihadapi meliputi motivasi santri yang fluktuatif, keterbatasan waktu, serta
pengaruh penggunaan gawai. Upaya yang dilakukan pondok antara lain pembinaan
disiplin, pendekatan personal, dan pelatihan motivasi. Pada aspek produk, capaian
hafalan santri bervariasi, dengan rata-rata capaian antara 2 hingga 5 juz dalam kurun
waktu enam bulan. Beberapa santri menunjukkan pencapaian hafalan yang melebihi
target, sementara sebagian lainnya masih lambat. Kualitas bacaan dari aspek
kelancaran dinilai cukup baik, tetapi dari aspek tajwid, makhraj, dan tartil masih perlu
ditingkatkan. Meskipun demikian, sebagian lulusan telah melanjutkan studi tahfidz
lanjutan dan ada pula yang menjadi pengajar Al-Qur’an. Santri yang berhasil
menyelesaikan target hafalan juga menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya.