Abstract:
ARIS MUNANDAR (11811124). Budaya Religius Madrasah dalam
Pembentukan Karakter Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan
Cendekia Sambas. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Pontianak, 2025.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peran lembaga pendidikan
Islam, khususnya madrasah, dalam membentuk karakter peserta didik di tengah
tantangan kemerosotan moral generasi muda. Meskipun berbagai program
keagamaan telah diterapkan secara sistematis di lingkungan madrasah berasrama
seperti MAN Insan Cendekia Sambas, kenyataannya masih terdapat kesenjangan
antara pelaksanaan budaya religius dan perilaku nyata peserta didik. Hal ini
mendorong perlunya kajian mendalam mengenai efektivitas budaya religius dalam
proses internalisasi nilai-nilai karakter secara holistik.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk budaya religius yang
diterapkan di MAN Insan Cendekia Sambas, menganalisis strategi penerapannya
dalam pembentukan karakter peserta didik, serta mengidentifikasi faktor-faktor
penghambat yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
jenis studi kasus dengan sifat deskriptif. Sumber data primer diperoleh melalui
wawancara dengan Kepala Madrasah, Waka Keasramaan, Guru Akidah Akhlak,
dan peserta didik. Data sekunder berasal dari dokumen program keasramaan,
jadwal kegiatan harian, dan catatan pembinaan karakter. Teknik pengumpulan
data meliputi observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, sedangkan
analisis data dilakukan melalui kondensasi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui teknik perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan, dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Budaya religius di MAN Insan
Cendekia Sambas mencakup dua dimensi utama: Habl min Allah (kegiatan ibadah
seperti shalat fardhu berjama‟ah, shalat Dhuha, puasa sunnah Senin dan Kamis,
pembacaan Asmaul Husna serta doa sebelum dan sesudah pembelajaran, tadarus
dan tahfidz Al-Qur‟an, qira‟atul kutub dan kajian tematik, istighasah serta PHBI),
dan Habl min an-nas (pembiasaan sosial seperti 3S, mufradat dan muhadatsah,
muhadharah, kultum nasihat siang (Nasi) dan nasihat senja (Naja), tanzhiful
maskan serta bimbingan guru asuh) (2) Strategi pelaksanaannya terdiri dari tataran
nilai yang dianut (internalisasi nilai), praktik keseharian (pembiasaan keseharian)
dan simbol-simbol budaya (simbolisasi lingkungan religius). (3) Hambatan yang
dihadapi meliputi faktor internal (kecerdasan intelektual, ketidakseimbangan
emosional, kurangnya kematangan moral serta rendahnya motivasi spiritual) dan
faktor eksternal (pengaruh lingkungan keluarga, madrasah dan masyarakat).