Abstract:
Annisa Rezki Eka Putri Wahyudi (22341004) Program Magister
Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri
Pontianak. Dengan judul “Kompetensi Pendidik Menurut
Maharaja Imam Sambas H. Muhammad Basiuni Imran
(1885-1976)”.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kompetensi
pendidik dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di
Indonesia, khususnya di tengah tantangan globalisasi, perubahan
kurikulum, dan krisis moral yang dihadapi dunia pendidikan saat ini.
Permasalahan utama yang diangkat adalah kurangnya pemahaman
terhadap konsep kompetensi pendidik menurut tokoh lokal, serta
adanya kesenjangan antara kompetensi ideal yang diharapkan dan
realitas di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan
menganalisis pemikiran Maharaja Imam Sambas H. Muhammad
Basiuni Imran (1885-1976) mengenai kompetensi pendidik, serta
relevansinya dalam pengembangan pendidikan Islam modern.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi pustaka dan analisis konten untuk
menggali pemikiran Maharaja Imam Sambas H. Muhammad
Basiuni Imran mengenai kompetensi pendidik. Penelitian ini
difokuskan pada analisis literatur yang berkaitan dengan pendidikan
Islam dan kompetensi pendidik, serta dokumen-dokumen yang
relevan dengan pemikiran Basiuni Imran. Proses pengumpulan data
dilakukan melalui pengkajian buku, artikel, dan sumber-sumber
sejarah yang mendokumentasikan kontribusi Basiuni Imran dalam
dunia pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Basiuni Imran
menekankan lima kompetensi utama bagi pendidik, yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional dan
kepemimpinan. Basiuni Imran menawarkan gagasan pendidikan
yang bersifat menyeluruh dan terpadu, di mana proses pembelajaran
harus melibatkan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara
xi
seimbang. Ia menolak adanya dikotomi antara ilmu agama dan ilmu
umum, serta menegaskan bahwa pembentukan akhlak harus menjadi
fondasi utama dalam setiap jenjang pendidikan. Pendekatan seperti
ini sangat penting untuk memperbarui sistem pendidikan Islam di
Indonesia, sehingga mampu melahirkan pendidik yang tidak hanya
berprestasi secara intelektual, tetapi juga memiliki kekuatan spiritual
dan moral yang tinggi.
Dengan demikian, pemikiran Basiuni Imran dapat dijadikan
rujukan dalam penguatan sistem pendidikan Islam di Indonesia agar
mampu melahirkan pendidik yang tidak hanya unggul secara
akademis, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual, moral, dan
mampu menjadi teladan di masyarakat.