Abstract:
Abdul Amin (11913002). Penelitian ini berangkat dari realitas masyarakat
Indonesia yang pluralistik dalam hal agama, suku, dan budaya. Salah satu
tantangan yang dihadapi adalah menjaga keharmonisan antarumat beragama,
terutama antara umat Islam dan Kristen. Desa Kuala Dua di Kecamatan
Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya menjadi objek penting karena dinilai
mampu menjaga kerukunan di tengah keberagaman tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk toleransi umat beragama serta faktor-
faktor yang memengaruhi terjadinya toleransi antara umat Islam dan Kristen
di desa tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan
dokumentasi terhadap tokoh agama, pemuda, dan masyarakat setempat.
Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan tiga pendekatan teori: teori
Struktural Fungsional Talcott Parsons, teori Interaksi Simbolik George
Herbert Mead, dan teori Toleransi dari John Locke. Ketiga teori ini digunakan
untuk memahami dinamika sosial, konstruksi makna, serta nilai kebebasan
dan hak individu dalam konteks toleransi beragama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk toleransi antarumat beragama di
Desa Kuala Dua tercermin dalam kehidupan sosial yang harmonis, saling
menghormati dalam perayaan keagamaan, serta partisipasi bersama dalam
kegiatan desa tanpa membedakan agama. Faktor-faktor yang memengaruhi
tumbuhnya toleransi antara lain budaya lokal gotong royong, pemahaman
agama yang moderat, komunikasi terbuka, serta peran aktif tokoh agama dan
pemuda. Namun demikian, tantangan seperti pengaruh media sosial dan
belum adanya forum lintas agama yang terstruktur menjadi penghambat yang
perlu diperhatikan. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dalam studi
hubungan antaragama serta menawarkan wawasan praktis bagi
pengembangan masyarakat yang inklusif dan toleran.