Abstract:
SAHRUL NIM 2224100690: IMPLIKASI TARBIYAH RUHIYAH DALAM TAFSĪR
MARĀH LĀBIT KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI (1813-1897 M)
Latar belakang penelitian ini adalah munculnya tawuran, Seks bebas, kriminalitas
dan berbagai degradasi moral di kalangan generasi muda, yang menunjukkan belum
berhasilnya pendidikan Islam di tingkat perguruan tinggi, lembaga pendidikan formal atau
non-formal, juga pembinaan agama di masyarakat. Pendidikan agama yang seharusnya
menjadi media pembinaan keimanan bagi generasi muda, sehingga mereka mempu menjaga
diri dari berbagai pengaruh negatif perkembangan zaman dan kemajuan teknologi serta
melahirkan akhlak yang mulia, belum bisa berbuat banyak seperti yang diharapkan.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi konsep tarbiyah ruhiyah menurut
Imam Nawawi al-Bantani, yang bermuara pada pendidikan hati. Juga menjabarkan beberapa
komponen tarbiyah ruhiyah menurut Imam Nawawi al-Bantani, yang meliputi tujuan, materi
dan metode tarbiyah ruhiyah. Dan juga melihat adanya implikasi tarbiyah ruhiyah terhadap
pembinaan generasi muda, dalam tinjauan hakekat penciptaan manusia. Penelitian ini
menggunakan metode library research (studi kepustakaan) dengan menelaah buku-buku,
tulisan-tullisan dan berbagai literatur yang ada. Dan juga metode content analysis (kajian isi)
sebagai metode penelitian yang menitik beratkan kepada analisis isi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep tarbiyah ruhiyah menurut Imam
Nawawi al-Bantani adalah sebuah pendidikan jiwa manusia yang bermuara pada pendidikan
hati, dengan target menumbuhkan dan menguatkan keimanan, melalui pendekatan dzikrullah
secara luas, yang meliputi : Dzikir menyebut asma Allah, dzikir ibadah ‘ubudiyah dan dzikir
amaliyah. Sedangkan komponen tarbiyah ruhiyah menurut Imam Nawawi al-Bantani
meliputi : (1) Tujuan membentuk keimanan yang kuat dalam hati. (2) Materi terdiri dari
sholat khusyu’, penjiwaan tadarus dan penjiwaan dzikir. (3) Metode : (a) Shalat khusyu’,
meliputi shalat secara zhahiri (tata cara shalat yang benar, tepat waktu, berjama’ah di masjid,
lengkapi dengan shalat-shalat sunah) dan bathini (Penjiwaan takbit, i’tidal dan salam;
Penjiwaan gerakan shalat; Penjiwaan bacaan shalat). (b) Penjiwaan tadarus dengan tahapan
meterjemahkan lafadz Alquran, mengikuti arti bacaan Alquran, mengikuti alur ayat Alquran,
memaknai ayat-ayat Alquran, menvisualkan fenomena ayat Alquran, menghadirkan hati
pada saat membaca Alquran.(c) Penjiwaan dzikir asma Allah dengan langkah
menterjemahkan lafadz dzikir, mengikuti arti dzikir, memaknai arti dzikir, menvisualkan
fenomena makna dzikir, menghadirkan hati pada saat berdzikir. Adapaun implikasi tarbiyah
ruhiyah terhadap pembinaan generasi muda adalah Allah hadir dan menjadi raja dalam hati,
mengendalikan hati dengan kekuatan iman, sehingga melahirkan amal perbuatan menjadi
qur’ani serta mampu menghindari pengaruh buruk perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi.