Abstract:
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research)
dengan metode penelitian deskriptif-analisis. Sumber data utamanya adalah
adegan ruqyah dalam film Qodrat karya Charles Gozali yang diproduksi oleh
Rapi Films pada tahun 2022. Teknik pengumpulan data, peneliti
menggunakan studi observasi dan dokumentasi, yang dianalisis dengan
menggunakaan teori resepsi estetis dan fungsional yang diperkenalkan oleh
Ahmad Rafiq untuk melihat aspek keindahan, aspek informatif dan
performatif ayat-ayat yang digunakan.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah: 1) Bentuk resepsi estetis terlihat
pada adegan ruqyah yang pertama, di mana ustadz Qodrat melantunkan ayat
suci al-Qur'an dengan irama Bayyati, dimulai dengan membaca Ta’awudz,
Basmalah dan Surah an-Nur [25]: 42. Tujuannya adalah agar orang yang
diruqyah cepat bereaksi dari gangguan Iblis yang dirasakannya. Hal tersebut
di perkuat dengan adanya praktik ruqyah di masyarakat yang membacakan
ayat-ayat Al-Qur’an dalam proses ruqyah dengan tartil dan berirama. 2)
Bentuk resepsi fungsional pada aspek informatif berisi penjelasan tentang
kekuasaan Allah, ketidakberdayaan jin dan manusi serta potensi manusia
yang dapat menghadapi tipu daya setan. Sementara itu, bentuk resepsi
fungsional pada aspek performatif, yakni iblis yang merasuki tubuh Alif
Fatonah, Alif Amri dan Yasmin setelah dibacakan ayat Al-Qur’an oleh
Ustadz Qodrat bereaksi dengan meronta-ronta, melemah pergerakannya,
bahkan sampai berlutut, meminta ampun dan berteriak kesakitan serta keluar
dari tubuh yang dirasukinya. Pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang ada pada
proses ruqyah di film ini juga digunakan dalam proses ruqyah d masyarakat.
Dari berbagai reaksi inilah Al-Qur’an menunjukkan perannya sebagai sesuatu
yang diyakini memiliki kekuatan besar yang digunakan sebagai senjata untuk
melawan kekuatan supranatural.