Abstract:
Penelitian Living Qur’an dalam skripsi ini membahas tentang tradisi atau
amalan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an oleh masyarakat Desa Penjajap, yang
menunjukkan adanya resepsi sosial masyarakat terhadap Al-Qur’an. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Deskripsi Tradisi Sya’banan 2)
Pemaknaan masyarakat Desa Penjajap terhadap ayat-ayat yang dibacakan dalam
Tradisi Sya’banan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Metode
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan living
quran, serta menggunakan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim. Sumber
data penelitian yaitu pemuka agama, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat
tradisi Sya’banan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
display data serta verifikasi dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan dan
keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi data.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tradisi Sya’banan merupakan
tradisi yang dilaksanakan sekali dalam setahun untuk mengingat anggota keluarga
lainnya yang sudah meninggal dengan cara memberikan sedekah makanan dengan
tujuan mengungkapkan rasa syukur berkat nikmat yang sudah dikaruniai dan bisa
menyambut bulan Ramadan yang diberkahi oleh Allah Swt. dan maksud pahala
yang Allah berikan sampai kepada keluarga yang telah meninggal agar mereka
tenang di alam sana. Tradisi Sya’banan dilaksanakan dengan berbagai rangkaian
kegiatan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan yaitu membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a serta tahap terakhir yaitu makan bersama. Ada tiga makna yang
terkandung yaitu makna objektif, ekspresif dan dokumenter. Makna objektif
masyarakat menganggap bahwa tradisi yang mereka lakukan adalah peninggalan
dari para leluhur dan harus dipertahankan hingga sekarang. Makna ekspresif
sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan dengan cara
bersedekah,mengingatkan bahwa hidup di dunia tidaklah kekal, sebagai penenang
hati, serta memohon perlindungan, memberikan ketenangan bagi orang-orang
yang ada di dalam kubur. Makna dokumenter yaitu. masyarakat yang melakukan
tradisi kemudian merasakan segala sesuatu yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya serta menjadi kebudayaan bagi masyarakat Desa Penjajap untuk
mengamalkannya.