RESEPSI AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM TRADISI SYA’BANAN MASYARAKAT DESA PENJAJAP KECAMATAN PEMANGKAT KABUPATEN SAMBAS

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sahri, Sahri
dc.contributor.advisor Parwanto, Wendi
dc.contributor.author Anggreni, Nindy Aqal
dc.date.accessioned 2023-10-10T03:17:26Z
dc.date.available 2023-10-10T03:17:26Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/3928
dc.description.abstract Penelitian Living Qur’an dalam skripsi ini membahas tentang tradisi atau amalan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an oleh masyarakat Desa Penjajap, yang menunjukkan adanya resepsi sosial masyarakat terhadap Al-Qur’an. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Deskripsi Tradisi Sya’banan 2) Pemaknaan masyarakat Desa Penjajap terhadap ayat-ayat yang dibacakan dalam Tradisi Sya’banan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan living quran, serta menggunakan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim. Sumber data penelitian yaitu pemuka agama, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat tradisi Sya’banan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data serta verifikasi dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan dan keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi data. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tradisi Sya’banan merupakan tradisi yang dilaksanakan sekali dalam setahun untuk mengingat anggota keluarga lainnya yang sudah meninggal dengan cara memberikan sedekah makanan dengan tujuan mengungkapkan rasa syukur berkat nikmat yang sudah dikaruniai dan bisa menyambut bulan Ramadan yang diberkahi oleh Allah Swt. dan maksud pahala yang Allah berikan sampai kepada keluarga yang telah meninggal agar mereka tenang di alam sana. Tradisi Sya’banan dilaksanakan dengan berbagai rangkaian kegiatan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan yaitu membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a serta tahap terakhir yaitu makan bersama. Ada tiga makna yang terkandung yaitu makna objektif, ekspresif dan dokumenter. Makna objektif masyarakat menganggap bahwa tradisi yang mereka lakukan adalah peninggalan dari para leluhur dan harus dipertahankan hingga sekarang. Makna ekspresif sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan dengan cara bersedekah,mengingatkan bahwa hidup di dunia tidaklah kekal, sebagai penenang hati, serta memohon perlindungan, memberikan ketenangan bagi orang-orang yang ada di dalam kubur. Makna dokumenter yaitu. masyarakat yang melakukan tradisi kemudian merasakan segala sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya serta menjadi kebudayaan bagi masyarakat Desa Penjajap untuk mengamalkannya. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN Pontianak en_US
dc.subject Tradisi en_US
dc.subject Sya’banan en_US
dc.subject Makna en_US
dc.subject Karl Mannheim en_US
dc.title RESEPSI AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM TRADISI SYA’BANAN MASYARAKAT DESA PENJAJAP KECAMATAN PEMANGKAT KABUPATEN SAMBAS en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account