Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa Lembaga Pendidikan
Pesantren Asy Syura Desa Galang menggunakan modal sosial
dalam proses pengembangannya, dimana hubungan baik anatara
pesantren dan masyarakat serta peran tokoh pesantren dalam hal
ini kiyai yang berperan sebagai salah satu tokoh yang memiliki
pengaruh terhadap masyarakat di sekitar pesantren dan
masyarakat galang yang mempunyai minat tinggi dengan
memasukkan anaknya untuk sekolah dipesantren Asy Syura
galang. Tujuannya adalah menganalisis tentang modal sosial yang
ada dipesantren Asy Syura Galang dimana terdapat dua modal
sosial yaitu: 1) Modal sosial bonding (keterikatan), 2) Modal
sosial bridging (menjembatani). Dimana pesantren Asy Syura
Galang menggunakan modal sosial tersebut dalam proses
pengembangan lembaganya.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan penelitian
deskriftif sumber data adalah terdiri dari pimpinan, guru, peserta
didik, dan wali murid/masyarakat. Teknik pengumpula data
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Analisis data dengan langkah-langkah yakni reduksi data, display
data, kesimpulan dan verifikasi. Teknik keabsahan data
menggunakan triangulasi dan member check.
Hasil penelitian ini menyimpulkan: 1) Pengembangan lembaga
pendidikan pesantren Asy Syura Galang dengan modal sosial
bonding yaitu dengan membangun kepercayaan dan membangun
norma dimana didalamnya terdapat beberapa peran tokoh
pesantren kepada masyarakat, pengembangan lembaga
pendidikan, mutu pendidikan pesantren, program pesantren,
menumbuhkan kepercayaan pada setiap elemen pesantren, membangun norma dengan kualitas pembelajaran, membangun
norma dengan kedisiplinan, membangun norma dengan
pengawasan dalam pembelajaran, 2) Pengembangan lembaga
pendidikan pesantren Asy Syura Galang dengan modal sosial
bridging yaitu dengan jejaringan dan relasi sosial yang terdiri dari
jaringan dengan dewan pengurus, jaringan dengan kepala
madrasah, jaringan dengan tenaga pendidik, jaringan dengan
jaringan dengan prestasi murud, jaringan dngan kegiatan sosial,
dan jaringan dengan wali murid kemudian membangun relasi
dengan lembaga pemerintahan, masyarakat sekitar dan dengan
wali murid. Tentunya, modal sosial ini harus terus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan agar lembaga pendidikan
pesantren ini terus berkembang dan menjadikan lembaga
pesantren yang siap bersaing menghadapi tantangan zaman.