Abstract:
Bank Indonesia menggunakan instrumen-instrumen moneter dalam upaya
mencapai sasaran operasional yang berdampak pada sasaran utamanya, yaitu inflasi.
Inflasi yang rendah dan stabil merupakan syarat sebelum melakukan upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui
analisis interaksi Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap inflasi di Indonesia.
(2) Untuk mengetahui analisis interaksi Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap Inflasi di
Indonesia. dan 3) Untuk mengetahui analisis interaksi Fasilitas Simpanan Bank Indonesia
Syariah (FASBIS) terhadap inflasi di Indonesia.Untuk menjawab permasalahan diatas
penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif pendekatan kuantitatif. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Vector Autoregression
(VAR) dengan uji impulse response dan uji variance decomposition yang dioperasikan
dengan program software Eviews 10.
Berdasarkan teknik pengumpulan dan pengolahan dari data diatas, kesimpulan
dari penelitian ini adalah; 1) SBIS tidak berpengengaruh secara signifikan terhadap inflasi
di Indonesia. Hal ini dibuktikan bahwa SBIS mempunyai pengaruh hanya sebesar 12%
dari 100%. Inflasi juga dapat mampu mempengaruhi SBIS namun inflasi tersendiri tidak
sepenuhnya mempengaruhi SBIS karena SBIS tidak terlalu banyak digunakan oleh
masyarakat. Inflasi dapat mempengaruhi SBIS dalam jangka waktu panjang.2) GWM
juga tidak berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia hal ini karena GWM berdasarkan
teorinya giro wajib minimum adalah mengatur jumlah uang yang beredar. Giro Wajib
Minimum juga mempunyai pengaruh negatif terhadap inflasi. Hal ini dibuktikan bahwa
Giro Wajib Minimum hanya mempunyai pengaruh 2% dari 100%. Inflasi juga tidak dapat
mempengaruhi GWM karena karena adanya perbedaan nilai uang (daya beli) pada tiap
tahun penelitian, sehingga nilai GWM menjadi tidak konstan. Dengan adanya Giro Wajib
Minimum yang cukup akan memungkinkan pengendalian atau pengurangan terhadap
jumlah uang beredar terutama pada masa inflasi. 3) Berdasarkan uji variance
decomposition FASBIS tidak memiliki pengaruh terhadap inflasi. Adapun berdasarkan uji
lag pada penelitian ini ditemukan bahwa variabel FASBIS sebagai instrumen operasi
moneter syariah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Hal ini
dibuktikan bahwa FASBIS mempunyai pengaruh 6% dari 100%. Inflasi secara parsial
tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap FASBIS hal ini dikarenakan
Kontribusi instrumen-instrumen moneter syariah terhadap pengendalian inflasi di
Indonesia masih sangat kecil. Inflasi memiliki hubungan searah terhadap FASBIS karena
pada uji kausalitas granger adanya hubungan searah yang ditunjukkan oleh variabel
inflasi terhadap FASBIS yaitu nilai probabilitasnya F-statisticnya = 0.0093.