ANALISIS INTERAKSI INSTRUMEN MONETER SYARIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA

Show simple item record

dc.contributor.advisor Ariza, Anggatia
dc.contributor.advisor Ilhamdi, Ilhamdi
dc.contributor.author Islamiyah, Shelly Baitul
dc.date.accessioned 2023-08-23T02:27:20Z
dc.date.available 2023-08-23T02:27:20Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/3535
dc.description.abstract Bank Indonesia menggunakan instrumen-instrumen moneter dalam upaya mencapai sasaran operasional yang berdampak pada sasaran utamanya, yaitu inflasi. Inflasi yang rendah dan stabil merupakan syarat sebelum melakukan upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui analisis interaksi Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap inflasi di Indonesia. (2) Untuk mengetahui analisis interaksi Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap Inflasi di Indonesia. dan 3) Untuk mengetahui analisis interaksi Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS) terhadap inflasi di Indonesia.Untuk menjawab permasalahan diatas penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Vector Autoregression (VAR) dengan uji impulse response dan uji variance decomposition yang dioperasikan dengan program software Eviews 10. Berdasarkan teknik pengumpulan dan pengolahan dari data diatas, kesimpulan dari penelitian ini adalah; 1) SBIS tidak berpengengaruh secara signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Hal ini dibuktikan bahwa SBIS mempunyai pengaruh hanya sebesar 12% dari 100%. Inflasi juga dapat mampu mempengaruhi SBIS namun inflasi tersendiri tidak sepenuhnya mempengaruhi SBIS karena SBIS tidak terlalu banyak digunakan oleh masyarakat. Inflasi dapat mempengaruhi SBIS dalam jangka waktu panjang.2) GWM juga tidak berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia hal ini karena GWM berdasarkan teorinya giro wajib minimum adalah mengatur jumlah uang yang beredar. Giro Wajib Minimum juga mempunyai pengaruh negatif terhadap inflasi. Hal ini dibuktikan bahwa Giro Wajib Minimum hanya mempunyai pengaruh 2% dari 100%. Inflasi juga tidak dapat mempengaruhi GWM karena karena adanya perbedaan nilai uang (daya beli) pada tiap tahun penelitian, sehingga nilai GWM menjadi tidak konstan. Dengan adanya Giro Wajib Minimum yang cukup akan memungkinkan pengendalian atau pengurangan terhadap jumlah uang beredar terutama pada masa inflasi. 3) Berdasarkan uji variance decomposition FASBIS tidak memiliki pengaruh terhadap inflasi. Adapun berdasarkan uji lag pada penelitian ini ditemukan bahwa variabel FASBIS sebagai instrumen operasi moneter syariah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Hal ini dibuktikan bahwa FASBIS mempunyai pengaruh 6% dari 100%. Inflasi secara parsial tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap FASBIS hal ini dikarenakan Kontribusi instrumen-instrumen moneter syariah terhadap pengendalian inflasi di Indonesia masih sangat kecil. Inflasi memiliki hubungan searah terhadap FASBIS karena pada uji kausalitas granger adanya hubungan searah yang ditunjukkan oleh variabel inflasi terhadap FASBIS yaitu nilai probabilitasnya F-statisticnya = 0.0093. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN Pontianak en_US
dc.subject Instrumen Moneter Syariah en_US
dc.subject Inflasi en_US
dc.title ANALISIS INTERAKSI INSTRUMEN MONETER SYARIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account