Abstract:
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan
semua bisa mengembangkan keterampilan, karakter, dan gagasan pikiran yang
dapat dikembangkan melalui pendidikan. Maka, upaya guru BK dibutuhkan untuk
membantu siswa dalam memahami masalah-masalah yang dialaminya. Tujuan
penelitian ini untuk (1) Mengetahui apa saja permasalahan siswa yang terancam
putus sekolah akibat persoalan ekonomi di SMP Negeri 10 pontianak selatan, (2)
mengetahui upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi siswa
terancam putus sekolah akibat permasalahan ekonomi di SMP Negeri 10
pontianak selatan, (3) Mengetahui strategi guru bimbingan dan konseling dalam
mengatasi siswa terancam putus sekolah akibat permasalahan ekonomi di SMP
Negeri 10 pontianak selatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Metode ini merupakan penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi
secara nyata dilapangan. Sumber data yang digunakan ada 2 yaitu sumber data
primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah
wawancara secara langsung, observasi lapangan, dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan reduksi data, display data, verifikasi data dan
kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan ialah triangulasi,
dan member check.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) apa saja permasalahan siswa
terancam putus sekolah akibat persoalan ekonomi adalah kurangnya fasilitas
sekolah seperti: LKS (lembar kerja siswa), seragam sekolah, handphone, sehingga
mereka memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa berfikir
kedepannya bahwa pentinganya pendidikan. (2) upaya guru BK dalam mengatasi
siswa terancam putus sekolah akibat persoalan ekonomi adalah guru BK mampu
membuat siswa kembali ke sekolah dengan memberikan bimbingan dan
pemahaman-pemahaman tentang pentingnya pendidikan yang mampu
menumbuhkan kembali semangat para siswa dalam proses mengenyam
pendidikan. (3) Langkah-langkah guru BK dalam melaksanakan layanan BK
yaitu: layanan konseling individu dengan pendekatan behavioral dengan teknik
condition reinforcement (ibu yakin kamu semangat dalam bersekolah,kamu pintar
dan tidak sampai hati untuk berhenti sekolah) waktu 45 menit dalam satu kali
pertemuan dan kegiatan home visit sebanyak 5 kali pertemuan setiap pertemuan
guru BK memberikan pelayanan atau motivasi terhadap siswa membutuhkan
waktu 45 sampai 1 jam tujuan untuk berkolaborasi dengan orang tua dan mencari
solusi, dan kolaborasi antara kepala sekolah, wali kelas dan orang tua dikatakan
berhasil dalam menangani kasus siswa putus sekolah akibat permasalahan
ekonomi.