Abstract:
Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) Untuk mengetahui apa saja
identifikasi konflik kakak adik (sibling rivalry) dalam keluarga, 2) Untuk
mengetahui apa saja faktor internal penyebab konflik kakak adik (sibling rivalry)
dalam keluarga, 3) Untuk mengetahui apa saja faktor eksternal penyebab konflik
kakak adik (sibling rivalry) dalam keluarga, 4) Untuk mengetahui bagaimana
tindakan (treatment), alternatif bantuan atau upaya yang dilakukan untuk
meminimalisir konflik kakak adik (sibling rivalry) melalui konseling keluarga, 5)
Untuk mengetahui bagaimana evaluasi yang dilakukan setelah adanya tindakan
upaya meminimalisir konflik kakak adik (sibling rivalry) melalui konseling
keluarga. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan
metode studi kasus. Adapun pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Langkah-langkah analisis data meliputi reduksi data, mendisplai
data dan verifikasi data. Peneliti menggunakan trianggulasi dan juga
membercheck untuk memeriksa keabsahan data.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan: 1) Pada keluarga bapak ES benar
terjadi konflik antar saudara yakni pada anak pertama dan anak kedua, bahkan
pernah terjadi konflik yang termasuk parah dan jika dibiarkan akan berakibat
fatal, konflik yang terjadi seperti peminjaman motor, remot tv, powerbank, tugas
rumah juga nada bicara, 2) Faktor internal penyebab konflik kakak adik (sibling
rivalry) seperti rasa iri dan cemburu, perasaan kecewa, tidak dihargai, tidak
diperhatikan, prilaku suka mengejek, memaki serta perbedaan pendapat, 3) Faktor
eksternal penyebab konflik kakak adik (sibling rivalry) seperti sikap pilih kasih
orang tua, pengaruh tekanan anggota keluarga lain, juga sikap orang tua yang
membanding-bandingkan, 4) Selama dilakukannya dua kali proses konseling,
mendapatkan alternatif bersama seperti pengontrolan emosi, orang tua berusaha
menjadi penengah, memberikan nasihat, komunikasi yang baik, juga meluangkan
waktu untuk keluarga, setelah dilakukan konseling tahap satu pada konseling
tahap dua sudah tampak perubahan sikap konseli dan komunikasi antar keluarga
sudah membaik, 5) Keadaan anggota keluarga setelah dilakukannya konseling
sudah berubah lebih baik, adanya perubahan sikap dan tingkah laku konseli,
konflik kakak adik yang terjadi sudah berkurang, konseling keluarga yang
dilakukan dapat meminimalisir konflik kakak adik (sibling rivalry) pada keluarga
bapak ES.