Abstract:
Adapun latar belakang peneliti mengangkat judul ini, karena masyarakat
Bugis yang berada di Desa Wajok Hulu selama melakukan tradisi Betangas
kebanyakan dari mereka tidak mengetahui nilai-nilai apa saja yang terkandung
dalam tradisi tersebut. Mereka melaksanakannya berdasarkan warisan nenek
moyang yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya tanpa mengetahui makna apa
yang terkandung dalam tradisi tersebut. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk
mencari nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terkandung dalam pelaksanaan
tradisi Betangas oleh masyarakat Bugis di Desa wajok Hulu Kecamatan Siantan
Kabupaten Mempawah.
Adapun yang menjadi tujuan peneliti yakni untuk mengetahui lebih
mendalam dan objektif dengan jelas dalam sudut pandang tentang nilai-nilai
pendidikan Islam yang ada di tradisi Betangas. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara semi terstruktur,
dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer,
sekunder, dengan informannya adalah pemangku adat, tokoh agama dan
masyarakat.
Betangas tentang tradisi Betangas yang ada di Desa Wajok Hulu
bahwasannya tradisi Betangas adalah salah satu adat istiadat merupakan mandi uap
hasil rebusan dari bahan rempah, biasanya dilakukan oleh calon mempelai wanita
sebelum pernikahan dimulai dan dilakukan tiga hari secara berturut-turut. Hasil dari
penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa tradisi Betangas
adalah
membersihkan tubuh dengan ramuan yang sudah ditetapkan dan di rebus kurang
lebih sepuluh menit kemudian calon pengantin berdiam diri di dalam gulungan tikar
sambil mengaduk ramuan yang sudah di rebus kurang lebih tiga puluh menit. Secara
turun-temurun tradisi ini dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Nilai-
nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam tradisi ini adalah nilai sosial, spiritual,
gotong royong, dan silahturahmi.