TRADISI BETANGAS PADA MASYARAKAT BUGIS WAJOK HULU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show simple item record

dc.contributor.advisor Rahmap
dc.contributor.advisor Nelly
dc.contributor.author LASTRIANI
dc.date.accessioned 2023-01-25T02:32:28Z
dc.date.available 2023-01-25T02:32:28Z
dc.date.issued 2021-07
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/2225
dc.description.abstract Adapun latar belakang peneliti mengangkat judul ini, karena masyarakat Bugis yang berada di Desa Wajok Hulu selama melakukan tradisi Betangas kebanyakan dari mereka tidak mengetahui nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam tradisi tersebut. Mereka melaksanakannya berdasarkan warisan nenek moyang yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya tanpa mengetahui makna apa yang terkandung dalam tradisi tersebut. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mencari nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi Betangas oleh masyarakat Bugis di Desa wajok Hulu Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah. Adapun yang menjadi tujuan peneliti yakni untuk mengetahui lebih mendalam dan objektif dengan jelas dalam sudut pandang tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang ada di tradisi Betangas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, sekunder, dengan informannya adalah pemangku adat, tokoh agama dan masyarakat. Betangas tentang tradisi Betangas yang ada di Desa Wajok Hulu bahwasannya tradisi Betangas adalah salah satu adat istiadat merupakan mandi uap hasil rebusan dari bahan rempah, biasanya dilakukan oleh calon mempelai wanita sebelum pernikahan dimulai dan dilakukan tiga hari secara berturut-turut. Hasil dari penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa tradisi Betangas adalah membersihkan tubuh dengan ramuan yang sudah ditetapkan dan di rebus kurang lebih sepuluh menit kemudian calon pengantin berdiam diri di dalam gulungan tikar sambil mengaduk ramuan yang sudah di rebus kurang lebih tiga puluh menit. Secara turun-temurun tradisi ini dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Nilai- nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam tradisi ini adalah nilai sosial, spiritual, gotong royong, dan silahturahmi. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN PONTIANAK en_US
dc.subject Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam en_US
dc.subject Tradisi Betangas en_US
dc.title TRADISI BETANGAS PADA MASYARAKAT BUGIS WAJOK HULU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account