Abstract:
Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui isi kandungan dalam
surah Al-Ma’un. Pertama seorang yang beragama Islam tidak boleh hanya beribadah
secara egois (mementingkan diri sendiri) dengan memandang bahwa beribadah hanya
hubungan utama saja dengan Allah SWT (Hablum minallah) yang dilakukan dengan
cara menggugurkan kewajiban ibadah ritual. Padahal ibadah yang benar juga
berhubungan dengan masyarakat (Hablum minannas).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak
pada Tafsir Al-Misbah Surah Al-Ma’un. Untuk mengetahui konsep nilai pendidikan
akhlak pada surah Al-Ma’un pada Tafsir Al-Misbah. Untuk mengetahui tujuan
pendidikan akhlak yang terdapat pada surah Al-Ma’un pada Tafsir Al-Misbah
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research). Sumber
data primernya adalah Kitab Tafsir Al-Misbah, sedangkan data sekundernya buku-
buku atau tulisan yang ada relevansinya dengan masalah penelitian. Untuk kemudian
diolah sesuai dengan kemampuan penulis.
Berdasarkan analisis dari penelitian yang dipaparkan oleh peneliti, maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan dalam penelitian Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak
(Pada Tafsir Al-Misbah Surah Al-Ma’un). Nilai-nilai pendidikan akhlak menurut
Imam Al-Ghazali yaitu, dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan Tuhan, dimensi
sosial, yakni masyarakat, pemerintah, dan pergaulan dengan sesamanya, dimensi
metafisik, yakni akidah dan pegangan dasar. Konsep nilai pendidikan menurut Sa’ad
Hawwa yaitu kelima akhlak fundamental tersebut diantaranya adalah al-wala
(loyalitas hanya kepada Allah swt, Rasullullah dan orang mukmin), al-mahabbah
(cinta seorang hamba kepada Allah swt), adzilla ‘alal-mu’miniin (bersikap lemah
lembut terhadap orang-orang mukmin), ‘izzah ‘alal-kafirin (bersikap keras terhadap
orang-orang kafir), al-jihad (berjihad di jalan Allah tanpa merasa gentar dari celaan
orang), dan sedangkan tujuan pendidikan akhlak menurut Syekh Kholil Bangkalan
yaitu membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam
berbicara dan mulia dalam bertingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna,
sopan, beradab, ikhlas, jujur, dan suci berlandasan Al-Qur’an dan Hadits.