Abstract:
Latar belakang dalam penelitian ini adalah keterampilan guru dalam
memberikan penguatan belum sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian penguatan.
Pada akhirnya akan membuat berkurangnya perhatian mereka pada pelajaran,
akibatnya akan berdampak kurang baik semangat belajarnya. Permasalahan
tersebut terjadi karena pendidik belum menyadari sepenuhnya adanya pengaruh
keterampilan guru dalam memberikan penguatan terhadap hasil belajar peserta
didik.. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang:
1) bentuk penguatan oleh guru pendidikan agama Islam dalam proses belajar
mengajar di SMK Islam Ihsan Cendikia Mempawah, 2) pelaksanaan pemberian
penguatan oleh guru pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran di SMK
Islam Ihsan Cendikia Mempawah.
Jenis penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif. Pendekatakan
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data dalam
penelitian ini adalah guru mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Islam
Ihsan Cendikia Mempawah. Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data,
reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi, pengecekan
keabsahan data menggunakan triangulasi data, kecukupan referensi, mengadakan
member chek.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
bentuk penguatan yang diberikan oleh guru pendidikan agama Islam berupa
penguatan verbal dan non verbal. Penguatan verbal dengan cara memberikan
komentar kepada anak seperti: bagus, pintar, anak rajin, hebat, kamu pasti bisa, dan
lain-lain saat siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar, hampir setiap hari
memberikan pujian seperti itu pada anak supaya anak itu merasa usahanya itu
dihargai. Sedangkan penguatan non verbal dengan cara memberikan memberikan
penghargaan dengan menggunakan mimik dan gerakan badan kepada anak.
Senyum biasanya dibarengi dengan memberi pujian atau nasehat, ketika ada siswa
yang berani maju di depan kelas maupun siswa yang dapat menjawab soal dengan
benar. Sebaliknya, memberikan cemberut siswa laki-laki yang sering usil kepada
temanya saat guru sedang menjelaskan materi di depan kelas.