Abstract:
Cabai rawit adalah sayuran buah yang termasuk dalam anggota genus Capsicum.
Cabai rawit merupakan komoditas sayuran potensial yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi dan memiliki potensial untuk terus berkembang. Cabai rawit menduduki posisi
penting dalam menu pangan. Walaupun diperlukannya dalam jumlah yang kecil, namun
setiap hari dikonsumsi oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui permintaan cabai rawit di Kota
Pontianak. (2) untuk mengetahui penawaran cabai rawit di Kota Pontianak. (3) untuk
mengetahui distribusi di Kota Pontianak. 4) untuk mengetahui strategi-strategi pedagang
cabai rawit dalam menjalankan usahanya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi. Adapun teknik analisis data dengan reduksi data, display data dan
verifikasi atau penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang digunakan adalah triangulasi dengan konsumen cabai rawit yaitu Ayam Geprek
Murni Sari
Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa: (1) Permintaan cabai rawit di
Kota Pontianak tinggi hal ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan selera. Ketika
harga cabai rawit tinggi, maka permintaan cabai rawit naik karena banyaknya
permintaan yang dari luar Kota Pontianak menyetok cabai rawit di pasar Kota Pontianak
salah satunya di pasar Flamboyan. (2) Penawaran cabai rawit di Kota Pontianak tetap
walaupun produksi cabai tersebut rendah, untuk mencukupi penawaran tersebut maka
pedagang mengambil stok dari pulau jawa. (3) Distribusi cabai rawit di Kota Pontianak
yaitu dari Petani ke pedagang besar kemudian ke pedagang pengecer terakhir ke
konsumen, dan ada juga yang dari petani ke pedagang besar kemudian langsung ke
konsumen. (4) Strategi-strategi yang harus dilakukan oleh pedagang cabai rawit
berdasarkan analisis SWOT adalah: Strategi SO (Strength-Opportunity): memulai cabai
rawit dengan modal yang minim. Strategi WO (Weakness-Opportunity): Tidak menstok
cabai melebihi dari permintaan perhari. Strategi ST (Strength-Threat): Mengembangkan
relasi dengan pemasok dari luar daerah dan Fluktuasi harga tidak berpengaruh. Strategi
WT (Weakness-Opportunity): Menggunakan teknologi pertanian untuk menjaga
stabilitas produksi.