Abstract:
Pelabelan miring yang kerap di berikan kepada kolompok PUNK
membuat kelompok ini terkesan kriminal sehingga dijauhi oleh masyarakat.
Meskipun pemikiran ini bertantangan dengan punk itu sendiri yang bila dilihat
dari sejarahnya mereka mendefinisikan diriya ialah suatu kelompok anti-sosial,
menyuarakan ketidakadilan melalui gaya dan musik. Tanggapan buruk
masyarakat, tanpa ada upaya mau memahami psikologis dan kondisi yang
melatarbelakanginya, berpotensi mempengaruhi efek psikologis. Penelitian
dengan judul “Faktor-Faktor Remaja Memilih Bergabung Menjadi Anak Punk,
(Peluang Bimbingan Pengembangan Diri dan Keagamaan Pada Remaja).
Memiliki rumusan masalah bentuk-bentuk penyimpangan prilaku pada komunitas
punk, faktor penyebab bergabung serta bagaimana peluang bimbingan pengembangan
diri dan keagamaan pada remaja di Balai Karangan . Tujuan penelitian ini adalah
mengunggkap alasan mengapa mereka mau bergabung, kemudian mencari solusi
melalui pendekatan konseling.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
melibatkan 3 orang punk yang dianggap paling terkenal dan telah bergabung
menjadi punk selama 3 tahun dan masih aktif. Pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah display data, reduksi data, triangulasi dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisa dan beberapa data serta informasi yang peneliti
dapatkan dilapangan dapat disimpulkan bahwa diperlukan manajemen
pengelolaan anak-anak punk melalui pendekatan humanis dan
terintegrasi melalui pola sinergitas berbagai lembaga kemudian terdapat
peluang konseling pada komunitas punk di Balai karangan. Peluang tersebut dapat
membantu persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Permasalah yang kompleks
serta memiliki karateristik tersendiri oleh karena itu sangat dibutuhkan model
konseling secara profesional melalui bimbingan pengembangan diri dan
keagamaan.