Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Materi yang diberikan
pembimbing muallaf dalam melaksanakan kegiatan bimbingan keagamaan, (2)
Metode yang digunakan pembimbing muallaf dalam melaksanakan kegiatan
bimbingan keagamaan, (3) Kendala yang terjadi pada pembimbing muallaf
maupun muallaf pada saat pelaksanaan kegiatan bimbingan keagamaan, dan (4)
Langkah-langkah yang dilakukan pembimbing untuk meminimalisir kendala yang
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan bimbingan keagamaan.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data dari penelitian
ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder, yaitu: 1) Sumber
data primer adalah kedua pembimbing muallaf dan muallaf, dengan karakteristik:
Muallaf yang mempunyai suami, anak dan bekerja. Kemudian muallaf yang
berasal dari latar belakang pendidikan sekolah menengah atas (SMA). Sumber
data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung atau melalui media perantara. Beberapa informasi tersebut dapat
diperoleh dari catatan lapangan atau file. Teknik pengumpulan data yang peneliti
gunakan adalah teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan untuk
menganalisis datanya peneliti menggunakan analisis model interaktif.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Materi yang
diberikan pembimbing kepada muallaf itu beragam yakni diantaranya materi yang
berkaitan dengan ibadah baik itu ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah,
mempelajari Al-Qur’an dan hukum bacaannya, serta syariat, hakikat, akidah,
akhlak, dan fiqh. 2) Metode yang digunakan pembimbing dalam melaksanakan
kegiatan dengan hikmah, mauidzatil hasanah, musyawarah dan ceramah. 3)
Kendala yang terjadi pada pembimbing ialah kurang fokusnya para muallaf dalam
mengikuti kegiatan dan keterbatasan waktu dalam menyampaikan bimbingan dan
sarana prasarana seperti sound system, dan mikrofon. Sedangkan kendala dari
muallaf ialah tiada yang mengasuh anak ketika ingin pergi mengikuti bimbingan
keagamaan, ketika datang bulan muallaf merasa malas untuk datang di majelis,
dan sulit membagi waktu ketika ada urusan di luar sehingga membuatnya terburu-
buru untuk menghadiri bimbingan keagamaan. 4) Langkah-langkah yang dapat
pembimbing lakukan untuk meminimalisir kendala ialah motivasi, evaluasi, serta
pembimbing selalu menjalin komunikasi yang baik terhadap muallaf.