Abstract:
Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena yang ditemukan di kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 15 Siantan Desa Jungkat. Hasil observasi kepada seluruh siswa kelas
IV menunjukan bahwa banyak siswa yang suka bermain video game namun siswa
masih belum paham tentang dampak dari bermain video game. Data ini diperkuat
dengan berita tempo.co bahwa lebih dari 90% anak-anak bermain video game yang
sebagian besar mengandung beberapa jenis konten kekerasan karena kurangnya
pemahaman anak tentang hal tersebut maka dapat menimbulkan dampak negatif
bagi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pemahaman siswa
tentang dampak bermain video game sebelum mengikuti layanan konseling
informasi menggunakan media cerita bergambar. 2) Proses pelaksanaan layanan
konseling informasi melalui media cerita bergambar dalam meningkatkan
pemahaman siswa tentang dampak bermain video game. 3) Berapa besar tingkat
pemahaman siswa setelah diberikan layanan konseling informasi melalui media
cerita bergambar tentang dampak bermain video game.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-eksperimental dengan desain
penelitian one group pre-test and post-test. Penelitian ini dilakukan di Sekolah
Dasar Negeri 15 Siantan Desa Jungkat. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah instrument tes, dan observasi. Berdasarkan hasil olahan data menggunakan
Program Software Microsoft Office Excel For Windows dan aplikasi Stactical
Package For The Social Scienses (SPSS) versi 25.0 for windows diperoleh hasil :
1) Tingkat pemahaman siswa sebelum treatment terletak pada kategori sangat
kurang yang terindikasi 26 siswa. 2) Proses layanan konseling informasi dilakukan
sebanyak 6 kali pertemuan tahapannya mencangkup perencanaan kegiatan,
pelaksanaan layanan, melakukan evaluasi, menganalisa hasil kegiatan, tindak lanjut
kegiatan dan memberikan laporan. Proses layanan konseling informasi yang telah
diberikan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang dampak bermain video
game. Kondisi ini dapat dilihat signifikansi antara perubahan proses layanan
konseling informasi pada pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir dan hasil
akhir yang dicapai sebaimana deskripsi hasil dari posttest. 3) Tingkat pemahaman
siswa setelah treatment terletak pada kategori sangat baik yang terindikasi 12 siswa
dan kategori baik yang terindikasi 7 siswa. Berdasarkan analisis uji t maka
diperoleh nilai t adalah -10,489, mean -29,818, dan simpangan baku (std.deviation)
selisih antara pretest dan posttest 16,331 dengan perbedaan taraf kepercayaan 95%
sehingga dapat dipercaya. Pada tabel t diperoleh hasil -10,489 dengan nilai sig. (2-
tailed) lebih kecil dari nilai kritik 0.05 (0.000 ≤ 0.05). Dapat dikatakan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima.