Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Penafsiran kata ihsan menurut
Syaikh Abdurrahman bin Nāshir As-Sa’dī dalam Tafsir Taysīr Al-Karīm Al-Rahmān
fī Tafsir Kalām Al-Mannān, dan (2) kontekstualisasi penafsiran kata ihsan.
Penelitian ini adalah kualitatif literal berupa library research atau penelitian
kepustakaan dengan menggunakan metode penelitian tafsir tematik term. Sumber
data primer adalah berupa tafsir Taysīr Al-Karīm Al-Rahmān fī Tafsir Kalām Al-
Mannān, sedangkan sumber data sekunder berupa buku dan jurnal. Data tersebut di
analisis dengan menggunakan teknik analisis isi.
Peneliti menyimpulkan bahwa: (1) Ihsan menurut Syaikh Abdurrahman bin
Nāshir As-Sa’dī yaitu, dalam QS. Al-Baqarah: 83, QS. An-Nisā: 36, QS. Al-
An’ām:151, QS. Al-Isrā’:23, QS.Al-Ahqaf:15 ihsan yaitu berbuat baik dalam hal
perkataan dan perbuatan yang baik dan membahagiakan kedua orang tua, QS. Al-
Baqarah: 178 menjelaskan bahwa ihsan tentang membayar diyat kepada pemberi
maaf dengan cara yang baik yaitu dengan tidak menunda-nunda, tidak kurang dan
tidak berbuat kejelekan, baik dalam hal perkataan maupun perbuatan, QS. Al-
Baqarah:229 ihsan dalam hal perceraian yang tidak akan rujuk kembali yaitu dengan
cara yang baik salah satunya adalah dengan tidak mengambil sesuatu pun dari harta
yang telah diberikan kepada istrinya, QS. An-Nisā: 62 tentang ihsan dalam berhukum
kepada Allah dan Rasul-Nya, QS. At-Taubah: 100 ihsan dalam hal akidah, perkataan,
dan perbuatan, QS. An-Nahl:90 bahwa berbuat adil merupakan kewajiban, sedangkan
berbuat ihsan adalah fadhilah atau keutamaaan, QS. QS Ar-Rahman ayat 60
dijelaskan bahwa balasan perbuatan baik itu sendiri adalah kebaikan juga. (2) Adapun
kontekstualisasinya adalah tentang Ihsan kepada kedua orang tua, ihsan dalam hal
membayar diyat, ihsan dalam hal akidah, ihsan kepada seluruh manusia,
talaq/perceraian, ihsan dalam hal penyelesaian, dan balasan berbuat ihsan.