Abstract:
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui: (1) Dialog yang
dilakukan FKUB dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam
meningkatkan kerukunan antarumat beragama di Kota Pontianak. (2)
FKUB Kota Pontianak menampung aspirasi Ormas Keagamaan dan
Ormas Masyarakat. (3) FKUB menyalurkan aspirasi kepada
Pemerintah. (4) FKUB Kota Pontianak dalam melaksanakan
sosilaisasi kepada masyarakat dan (5) FKUB Kota Pontianak
mengeluarkan Surat Rekomendasi Pendirian Rumah Ibadat.
Penelitian ini termasuk penelitian Kualitatif. Sumber data
penelitian terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder, yaitu
sumber primer adalah Pengurus FKUB atau enam Tokoh Agama dan
sumber sekunder masyarakat. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah Wawancara, Observasi dan Dokumentasi.
Sedangkan untuk menganalisis data peneliti menggunakan analisis
model interaktif.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka peneliti
menyimpulkan bahwa: (1) Dialog FKUB dengan tokoh agama dan
tokoh masyarakat dalam meningkatkan kerukunan antarumat
beragama di Kota Pontianak selama ini belum melaksanakan kegiatan
murni dari dalam FKUB itu sendiri, melainkan FKUB sering diundang
sebagai pemateri atau narasumber oleh pihak luar seperti Kesbangpol
dan Kemenag untuk menyampaikan nilai-nilai kerukunan. (2) FKUB
Kota Pontianak menampung aspirasi ormas keagamaan dan ormas
masyarakat jarang dilakukan, biasanya yang sering ditampung oleh
FKUB ialah aspirasi dalam hal pendirian rumah ibadat. (3) FKUB
Kota Pontianak menyalurkan aspirasi kepada pemerintah yang sering
disalurkan yaitu tentang pendirian rumah ibadat. (4) FKUB Kota
Pontianak dalam melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang
Perber Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 dan No. 8
Tahun 2006 tentang tugas dan fungsi FKUB Kota Pontianak kepada
masyarakat belum maksimal, karena dalam kegiatan sosialisasi tidak
semua masyarakat terjakau untuk mengikuti sosialisasi yang diadakan
FKUB. (5) Mengeluarkan surat rekomendasi pendirian rumah ibadat
FKUB Kota Pontianak sangat teliti, dan memiliki sikap kehati-hatian
yang tinggi, hal tersebut dikarenakan dalam pendirian rumah ibadat
sangat sensitif.