Abstract:
Penelitian ini dilatar belakangi oleh sikap masyarakat terhadap suatu tradisi.
Penelitian ini untuk mengungkapkan seberapa jauh makna yang terkandung dalam proses
peran tersebut dalam hal penghayatan agama dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari pada masyarakat Desa Seranggam. Di era modernisasi seperti sekarang ini banyak
menjadikan pola pikir masyarakat Desa sudah ikut ke barat-baratan. Tetapi hal itu justru
menjadi sesuatu yang unik, dimana masyarakat mempertahankan adat budaya leluhurnya
dengan cara mereka sendiri. Melalui kajian-kajian dengan metode yang digunakan
peneliti dalam meneliti tradisi tersebut terungkap bahwa tradisi yang di pegang erat
masyarakat tersebut ternayata sarat dengan nilai relegius, khususnya di dalam konteks
hubungan manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan alam, sosial, dan lingkungan
budaya.
Bentuk penelitian yang dianggap cocok adalah studi Etnografi (budaya) dengan
pendekatan kualitatif, dan menggunakan metode deskriptif, penulis memaparkan
berbagai fenomena alam dan kondisi geografis yang masyarakat hadapi sehari-hari.
Fenomena-fenomena alam dan budaya ini diinterprestasikan dan kemudian melahirkan
tradisi yang sarat dengan kearifan lokal. Tradisi ini juga memberikan warna aktivitas
membangun rumah di kalangan masyarakat Desa Seranggam, mulai dari pelaksanaan
tradisi yang berisi kegiatan awal, inti dan akhir. Untuk mengumpulkan datanya didapat
dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa: 1) pelaksanaan tradisi Naikkan Tulang
Bumbongan terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. 2) transformasi sikap relegius
dilihat dari sikap kerjasama, empati, partisipasi, dan komukasi. 3) dinamika sikap sosial
relegius dilihat dari sikap kerjasama, empati, dan komunikasi. 4) sikap social relegius
masyarakat dilihat dari tinjauan pendidikan Islam dilihat dari aspek aqidah, akhlak dan
ibadah.