KONSEP KHUSYU’ DALAM ALQURAN

Show simple item record

dc.contributor.advisor Herlambang, Saifuddin
dc.contributor.advisor Wahab
dc.contributor.author ARIPIN, ZAINAL
dc.date.accessioned 2022-06-21T10:56:27Z
dc.date.available 2022-06-21T10:56:27Z
dc.date.issued 2018-11-15
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/782
dc.description.abstract Latar belakang penelitian ini adalah kata khusyu’ yang berakar pada kata kha- syin-‘ain banyak disebutkan dalam Alquran. Kata khusyu’ disebutkan sebanyak 17 kali pada 16 ayat dan memiliki berbagai gaya bahasa dan mengandung beberapa makna yang berbeda-beda. Penafsiran kata tersebut sering kali menjadi perbedaan dan perdebatan. konsep khusyu’ dalam Alquran (studi komparatif Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab dan Tafsir Al-Quran Al-Azhiim karya Ibn Katsir) menjadi pembahasan utama. Pembahasan ini merujuk kepada dua kitab tafsir. Masalah penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian. Pertama: bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah dan Ibn Katsir dalam Tafsir Al-Quran Al-‘Azhiim tentang khusyu’ terkait Q.S Al-Baqarah 2: 45 dan Q.S Al- Mu’minun 23: 2. Kedua: bagaimana persamaan dan perbedaan penafsiran M. Quraish Shihab dan Ibn Katsir tentang khusyu’ terkait Q.S Al-Baqarah 2: 45 dan Q.S Al- Mu’minun Ayat 23: 2. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu kitab Tafsir Al- Misbah dan kitab Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhiim. Sedangkan data sekunder yaitu buku- buku, tafsir, dan jurnal yang memiliki kesesuaian dengan pembahasan skripsi ini. Dalam kajian ini, penelitian bersifat kepustakaan (library research), untuk menjawab bagaimana penafsiran khusyu’ terkait Q.S Al-Baqarah [2]: 45 dan Q.S Al-Muminun [23]: 2 menurut M. Quraish Shihab dan Ibn Katsir. Untuk mencapai tujuan yang dikemukakan, maka sumber data diperoleh melalui kitab-kitab, buku-buku, dan literatur atau kajian pustaka yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas. Setelah terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan pengkajian penafsiran kedua mufasir kemudian dianalisis. Berdasarkan pada analisis yang dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa: 1) Penafsiran Quraish Shihab tentang khusyu’ yang dimaksud adalah diam, rasa takut jangan sampai salat yang dilakukannya tertolak. Rasa takut itu bercampur dengan kesigapan dan kerendahan hati. Sedangkan khusyu’ dalam penafsiran Ibn Katsir ialah orang-orang yang rendah diri, tunduk, patuh, taat kepada-Nya, takut kepada pembalasan-Nya, serta percaya kepada janji dan ancaman-Nya. Khusyu’ artinya khusyu’ hati. Ketenangan hati membuat mereka menundukkan pandangan dan merendahkan dirinya. Ayat ini tidak membatasi kekhusyu’an hanya dalam salat, tetapi menyangkut segala aktivitas manusia. 2) Keduanya sama-sama berpendapat bahwa Q.S Al-Baqarah ayat 45 ditujukan kepada orang Yahudi dan selain mereka. Keduanya juga berbeda dalam menfsirkan khusyu’. Quraish Shihab menafsirkan ikhasya’a dari segi bahasa berarti diam dan tenang. Sedangkan Ibn Katsir berpendapat khusyu' yaitu takut lagi tenang, rendah diri, tunduk, patuh, taat kepada-Nya, takut kepada pembalasan-Nya, serta percaya kepada janji dan ancaman-Nya. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN PONTIANAK en_US
dc.subject Khusyu’, Tafsir, Alquran en_US
dc.title KONSEP KHUSYU’ DALAM ALQURAN en_US
dc.title.alternative STUDI KOMPARATIF TAFSIR AL MISBAH KARYA M. QURAISH SHIHAB DAN TAFSIR AL-QUR’AN AL-AZHIIM KARYA IBN KATSIR en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account