Abstract:
Muhammad Ade Riyadi (12108038). Manajemen Distribusi Program Infaq Yayasan Iltizam Indonesia: Program Studi Manajemen Dakwah (MD), Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Tahun 2025.
Program infaq merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial yang dijalankan oleh lembaga keagamaan dalam rangka membantu kebutuhan dasar masyarakat, khususnya anak yatim dan penghafal Al-Qur’an. Yayasan Iltizam Indonesia sebagai lembaga sosial memiliki program distribusi infaq yang bertujuan memberikan dukungan gizi berupa daging ayam kepada pondok pesantren mitra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan sumber daya dalam program infaq ditinjau dari teori Resource-Based View (RBV) oleh Barney, teori manajemen POAC (Planning,Organizing, Actuating, Controlling), dan teori kanal distribusi dari Bowersox dan Closs.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan terdiri dari pengurus yayasan, relawan, serta perwakilan dari pondok pesantren penerima manfaat. Analisis dilakukan dengan mengkaji proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan kegiatan distribusi, serta mengevaluasi jalur distribusi program melalui perspektif distribusi langsung menurut Bowersox dan Closs, yang menekankan pengiriman langsung dari lembaga ke penerima tanpa perantara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya Yayasan Iltizam telah memenuhi unsur valuable, rare, inimitable, non-substitutab (VRIN) dalam teori RBV, terutama pada aspek sumber daya manusia, sistem distribusi internal, media informasi, dan reputasi yayasan. Pengelolaan program juga sesuai dengan prinsip POAC, di mana setiap tahapan kerja dikelola secara terstruktur. Kanal distribusi yang digunakan adalah distribusi langsung, di mana tim yayasan sendiri turun langsung ke pondok pesantren untuk menyalurkan bantuan. Kendala teknis seperti keterbatasan kendaraan dan box logistik menjadi catatan, namun dapat diatasi dengan kolaborasi dan fleksibilitas dalam pelaksanaan.