Abstract:
Wildaniah. Penerapan Nilai-Nilai Moderasi Beragama Di SMP Negeri 2 Ngabang Kab. Landak: Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Pontianak, 2025.
Moderasi beragama menjadi salah satu konsep penting dalam menjaga keharmonisan di lingkungan pendidikan, terutama di sekolah dengan keberagaman agama yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1). Kebijakan penerapan nilai-nilai moderasi beragama Toleransi dan Adil di SMP Negeri 2 Ngabang; 2). Proses penerapan nilai-nilai moderasi beragama Toleransi dan Adil di SMP Negeri 2 Ngabang: serta 3). Faktor pendukung dan penghambat penerapan nilai-nilai moderasi beragama Toleransi dan Adil di SMP Negeri 2 Ngabang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi lapangan (Field Research).
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa 1). Kebijakan penerapan nilai-nilai moderasi beragama Toleransi dan Adil dilakukan melalui kebijakan umum sekolah yang terdiri dari Pengawasaan penggunaan media sosial serta pembentukan Tim Pencegahan dan Penaganan Kekerasan di Sekolah (TPPK) selain itu terdapat program harian, mingguan dan tahunan yang mendukung penerapan nilai-nilai moderasi beragama di SMP Negeri 2 Ngabang; 2). Proses penerapan nilai-nilai moderasi beragama Toleransi dan Adil di SMP Negeri 2 Ngabang dilakukan melalui proses perencanaan yang meliputi, penyusunan kurikulum yang mengakomondasi nilai-nilai- moderasi beragama, pembentukan karakter siswa melalui kegiatan akademik dan ekstrakulikuler, serta komunikasi yang intensif antara sekolah dan orang tua siswa. Selanjutnya Pelaksanaan yang meliputi program inti akademik, kegiatan ekstrakulikuler dan program kegiatan keagamaan; 3). Faktor pendukung dan penghambat penerapan nilai-nilai moderasi beragama Toleransi dan Adil di SMP Negeri 2 Ngabang yaitu faktor pendukung meliputi, dukungan dan kepemimpinan kepala sekolah, kerjasama dan keteladanan guru-guru dari berbagai agama serta lingkungan sekolah yang kondusif dan bersih, sementara faktor penghambatnya meliputi keterbatasan sumber daya sekolah dan pengaruh lingkungan yang beragam.