Abstract:
Baihaqi (12112034). Tradisi Sengkolan Kanong Sebelum Melahirkan Pada Masyarakat Melayu Desa Nanga Mahap Dalam Kajian Urf. Fakultas Syariah Program Studi Hukum Keluarga Islam (Akhwal Syaksyiyyah) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024.
Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana pelaksaan tradisi Sengkolan Kanong sebelum melahirkan pada masyarakat Melayu Desa Nanga Mahap. 2) Bagaimana kajian urf terhadap tradisi Sengkolan Kanong di kalangan Masyarakat Melayu Desa Nanga Mahap.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field reseach) dan pendekatan hukum empiris. Sumber data yang digunakan meliputi data primer yaitu wawancara dengan Praktisi Sengkolan Kanong, masyarakat yang masih melaksanakan tradisi Sengkolan Kanong dan tokoh agama. Selain itu data sekunder yang digunakan meliputi buku dan jurnal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Sedangkan teknik analisis data, peneliti melakukan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Kemudian data tersebut diperiksa keabsahannya melalui triangulasi sumber dan member check.
Berdasarkan hasil temuan yang didapatkan dari hasil analisis data yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa: 1) Ada beberapa tahapan dalam tradisi Sengkolan Kanong. Pertama, tahap persiapan bahan-bahan tradisi seperti beras , beras putih kuning daun kelapa yang dianyam, tepung tawar (beras yang di tumbuk atau tepung beras). Kedua, pembacaan basmallah, syahadat, salawat dan surah Al-kautsar dengan ditujukan ke tepung tawar. Ketiga, suami dan istri duduk di atas kain panjang yang di bawahnya terdapat beras, kapas dan koin. Suami dan istri dioleskan tepung tawar ke bagian-bagian tubuh tertentu. Setelah itu, suami dan istri menggigit besi dan dihamburkan beras putih kuning di atas kepala oleh praktisi Sengkolan Kanong. Suami dan istri menarik daun kelapa yang dianyam secara bersama-sama menggunakan tangan kiri setelah itu suami dan istri memakan makanan khusus yaitu sira (ubi, nangka muda, gandis dan di campur gula merah). Beras yang diduduki suami dan istri, jika lebih dari takaran awal sebanyak satu cangkir, beras yang lebih tersebut disimpan dan dimasak. Terakhir, pembacaan doa selamat bersama-sama. 2) Praktik tradisi Sengkolan Kanong jika didasarkan pada perspektif urf maka Sengkolan Kanong termasuk kedalam kategori urf yang fasid atau tradisi yang rusak karena dalam praktik tradisi Sengkolan Kanong terdapat beberapa mudharat. Tradisi Sengkolan Kanong juga termasuk dalam kategori urf khusus tradisi Sengkolan Kanong pada suku melayu hanya dilakukan pada wilayah dan daerah tertentu. Tradisi Sengkolan Kanong juga termasuk dalam kategori sebagai urf al-amali jika dilihat dari sudut pandang objeknya.