Abstract:
JOKO (11735008), Bentuk Interaksi Asosiatif Pada Masyarakat Beda Agama di Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Program Studi Studi Agama Agama (SAA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tentang: 1) Bentuk interkasi sosial masyarakat beda agama di Desa Sungai Itik; 2) Bentuk kerjasama dalam interkasi sosial yang dilakukan oleh masyarakat beda agama di Desa Sungai Itik; 3) Kendala yang dihadapi masyarakat Desa Sungai Itik dalam menjaga kerukunan antar umat beragama yang terbukti damai sampai saat ini.
Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teori interaksi sosial dari John Lewis Gillin dan John Philip Gillin turut digunakan dalam penelitian ini. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer didapatkan dari hasil wawancara terhadap kepala desa, tokoh agama, serta masyarakat Desa Sungai Itik dan melakukan observasi terhadap proses interkasi sosial. Sumber data sekunder diperoleh dari buku, jurnal maupun dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Kemudian penelitian tersebut dianalisis dengan melakukan reduksi data, penyajian data, pemerikasaan keabsahan data dan penarikan kesimpulan hasil penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Bentuk interaksi sosial masyarakat Desa Sungai Itik adalah interaksi asosiatif. Interaksi sosial asosiatif merupakan proses interaksi antar masyarakat beda agama Desa Sungai Itik yang mengarah kepada persatuan, seperti kegiatan kerjasama dalam gotong royong ataupun saling membantu dalam kegiatan lainnya. Kemudian terdapat akomodasi sebagai proses penyelesaian atau pencegahan konflik yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sungai Itik dengan cara menanamkan sikap toleran; 2) Interaksi sosial disosiatif dapat dikatakan sebagai interaksi sosial yang negatif, sebab mengarah kepada perpecahan. Seperti dimulai dari adanya perbedaan, kompetisi, kontravensi hingga konflik. Akan tetapi, masyarakat Desa Sungai Itik tidak pernah terjadi interaksi disosiatif ini, karena masyarakatnya memiliki sikap terbuka terhadap perbedaan dan mampu menghargai keberadaan umat agama lain. Sehingga, dapat dikatakan tidak pernah terjadi konflik apapun termasuk konflik atas nama perbedaan agama, suku dan budaya: 3) Adapun tantangan masyarakat Desa Sungai Itik yaitu harus mampu mempertahankan kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat dan bisa menanamkan sikap toleran terkhusus kepada anak muda yang ada di Desa Sungai Itik.