Abstract:
Najwa Arfiliani, Peran Guru Agama Dalam Membangun Kesadaran Moderasi Beragama Siswa Di SMP Negeri 2 Pontianak. Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Pontianak.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di SMP Negeri 2 Pontianak. Dimana guru dan siswa yang memiliki perbedaan agama, ras, suku dan etnis saling hidup rukun dan harmonis di lingkungan sekolah, serta kegiatan keagamaan yang didukung sepenuhnya oleh sekolah. Namun, masih terdapat siswa yang menjadikan ibadah agama lain sebagai candaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi moderasi beragama di SMP Negeri 2 Pontianak, (2) Peran guru agama dalam membangun moderasi beragama siswa di SMP Negeri 2 Pontianak, (3) Faktor pendukung serta faktor penghambat dalam membangun moderasi beragama oleh guru agama di SMP Negeri 2 Pontianak.
Penelitian ini menggunakan pedekatan kualitatif dan jenis penelitian desktriptif. Sumber data penelitian ini adalah guru agama Islam, Kristen, Katolik dan Budha. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber data dan member check.
Hasil dari penelitian yaitu : (1) Kondisi moderasi beragama di SMP Negeri 2 Pontianak khususnya terkait toleransi, kebersamaan, kepedulian dan keadilan berjalan dengan baik. Hubungan antara guru dan siswa sangat baik dan rukun serta tercipta keharmonisan dan kebersamaan di lingkungan sekolah. (2) Peran guru agama dalam membangun kesadaran moderasi beragama siswa di SMP Negeri 2 Pontianak adalah guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai penasehat, dan guru sebagai model dan teladan. (3) faktor pendukung dalam membangun moderasi beragama di SMP Negeri 2 Pontianak adalah kepala sekolah dan orang tua, sedangkan faktor penghambat adalah kurangnya pemahaman siswa terkait menghargai orang lain dikarenakan usia siswa rata-rata masih remaja dan masih ada yang belum bisa bersikap baik dalam menghadapi perbedaan antar sesama.