Abstract:
Orang tua ialah guru pertama bagi seorang anak, bukan hanya guru namun juga sebagai pembimbing, tanpa adanya orang tua, anak bisa kehilangan arah. Perceraian orang tua tidak bisa dianggap remeh dikarenakan dampak yang ditimbulkan dapat berjangka panjang terlebih lagi saat anak dalam masa proses pendidikan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dampak perceraian orang tua terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Pontianak. Penelitian dilakukan mulai dari 8 Januari 2024 sampai dengan selesai. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa wawancara, observasi dan dokumentasi dengan subjek yang berjumlah enam orang, sedangkan pengecekan keabsahan data dengan cara meningkatkan ketekunan pengamatan dan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan jika dampak perceraian orang tua terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertaman Negeri 16 Pontianak memiliki dampak positif maupun negatif dan itu berbeda pada setiap masing-masing murid. Beberapa dampak negatif yang dialami oleh murid antaranya murid malas mengerjakan tugas atau tugas rumah yang diberikan oleh guru, adanya rasa malas belajar, kurangnya rasa perhatian atau kasih sayang yang didapat dari oleh anak, emosi yang kurang stabil serta kurang memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung. Beberapa siswa merasa terpukul dikarenakan orang tuanya berpisah atau bercerai sehingga timbul dampak negatif tersebut, namun terdapat dampak positif yang dialami oleh murid antaranya meraih juara 3 besar di kelasnya dan meraih juara di bidang non akademi, meskipun adanya kejadian yang tidak diinginkan beberapa siswa tetap ada usaha atau upaya agar tidak terpuruk dalam keadaan yang dialaminya. Hasil upaya siswa dalam meningkatkan motivasi belajar antaranya dengan mempunyai jiwa kompetitif antar siswanya untuk mendapatkan ranking, munculnya motivasi untuk menunjukkan jika dirinya lebih baik kepada orang sekitarnya yang menganggapnya rendah, mendapatkan uang saku sehingga semangat untuk pergi ke sekolah, dan mempunyai teman yang bisa diajak untuk bercerita