Abstract:
Putri Ayuni, (11905081) Proses Komunikasi Antarbudaya Pada Santri Putri di Pondok Pesantren Darul Ulum Kubu Raya: Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Tahun 2024.
Fokus penelitian ini adalah “Proses Komunikasi Antar Budaya Santri Putri di Pondok Pesantren Darul Ulum Kubu Raya” dan terdiri dari 3 sub fokus penelitian yaitu: (1) Bagaimana komunikasi berlangsung pada santri putri di Pondok Pesantren Darul Ulum Kubu Raya? (2) Apa bahasa yang digunakan dalam komunikasi santri putri di Pondok Pesantren Darul Ulum Kubu Raya? dan (3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat proses komunikasi antarbudaya santri putri di Pondok Pesantren Darul Ulum Kubu Raya?.
Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi). Lokasi penelitian ini ialah Pondok Pesanten Darul Ulum Kubu Raya yang beralamat: Jl. Moh Soeharto, Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan skunder. Data primer merupakan Santri putri yang terdiri dari 10 orang, yaitu 4 suku Madura, 2 suku Jawa, 2 suku Melayu, 1 suku Bugis dan 1 dari suku Sunda. Data skunder berupa buku atau berkas-berkas pondok pesantren. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisi data melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data meliputi: Triangulasi, Member check dan memperpanjang masa observasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan (1) Komunikasi berlangsung pada Santri putri terdiri dari 2 proses: proses komunikasi Primer (dapat menimbulkan umpan balik secara langsung melalui kata-kata dan tindakan atau gerak tubuh) dan proses komunikasi Sekunder (menggunakan media berupa pengeras suara). (2) Penggunaan bahasa terdiri dari bahasa Indonesia (saat kegiatan formal dan non-formal) dan Bahasa Daerah (bahasa Madura, Jawa dan Melayu) saat berkomunikasi dengan lawan komunikasi yang sama-sama berasal dari 1 kebudayaan. (3) Faktor pendukung proses komunikasi: kemampuan berkomunikasi, ketertarikan saat berkomunikasi, saling percaya, sikap ramah, sopan santun dan kemampuan beradaptasi. Sedangkan faktor penghambat: watak individu, persepsi pelaku komunikasi, dan perbedaan Bahasa