Abstract:
ELIS NURHADIJAH (12013013), Pelibatan Tuhan dalam Pemeliharaan Hutan Adat Pada Masyarakat Desa Tae Kecamatan Balai Kabupaten Sanggau: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Program Studi Studi Agama Agama (SAA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tentang: 1) Wujud pelibatan Tuhan yang dilakukan oleh masyarakat Adat Tae dalam pemeliharaan hutan adat; 2) Faktor pendorong masyarakat adat Tae melibatkan Tuhan dalam pemeliharaan hutan adat; 3) Dampak pelibatan Tuhan dalam pemeliharaan hutan adat yang terjadi pada masyarakat adat Tae.
Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang ditujukan pada penggalian makna terhadap pelibatan Tuhan dalam pemeliharaan hutan adat oleh masyarakat Desa Tae. Teori sakral dan profan yang digagas oleh Emile Durkheim turut diaplikasikan dalam penelitian ini dan didukung oleh teori dinamika sosial August Comte. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer didapatkan dari hasil wawancara terhadap tokoh adat, aktivis, kepala desa serta masyarakat adat Tae dan melakukan observasi terhadap pelaksanaan pemeliharaan hutan adat. Sumber data sekunder diperoleh dari buku, jurnal maupun dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Kemudian penelitian tersebut dianalisis dengan melakukan reduksi data, penyajian data, pemerikasaan keabsahan data dan penarikan kesimpulan hasil penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Wujud pelibatan Tuhan dalam pemeliharaan hutan adat dapat terlihat dari penggunaan mantra yang dibacakan ketika melaksanakan ritual adat dengan menyebut nama Jibata atau Tuhan dalam kepercayaan masyarakat adat Tae, muncul dalam bentuk simbol yang menjadi media perantara komunikasi antara masyarakat adat dengan Tuhan, dan bentuk pantang larang sebagai aturan adat. Hal ini sejalan dengan teori sakral dan profan yang dikemukakan oleh Durkheim, bahwa sesuatu yang sakral merupakan hal yang dianggap memiliki kekuatan besar dan selalu dijaga; 2) Faktor pendorong masyarakat adat Tae melakukan pelibatan Tuhan dalam pemeliharaan hutan adat adalah kesadaran bahwa melibatkan Tuhan dalam segala aspek menjadi kebutuhan pokok bagi mereka dalam menahan ancaman kerusakan hutan dari pihak luar dan pelibatan Tuhan ini juga merupakan warisan yang telah diajarkan dari nenek moyang mereka sebagai faktor budaya;3) Dampak yang dirasakan masyarakat dalam pelibatan Tuhan adalah hutan tetap terjaga kelestariannya dari ekspansi perusahaan yang dapat merusak hutan dan diperolehnya hasil panen yang melimpah disertai perasaan tenang ketika telah melibatkan Tuhan dalam setiap aktivitas.