Abstract:
CHINTYA ULFA HIDAYAH, NIM 11731069, Pola Komunikasi Guru Kepada Anak Downsyndrome di Sekolah Luar Biasa Kinasih Pontianak: Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak,2023.
Hubungan antar manusia dilakukan melalui komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Oleh karena itu, komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Sehingga dalam pertemuan harus ada komunikasi untuk memiliki pilihan agar membuat hubungan yang layak antara satu sama lain. Salah satu latihan sosial yang sangat membutuhkan komunikasi adalah belajar dan mengajar. Selama waktu yang dihabiskan untuk mengajar dan mempelajari latihan, ada persyaratan untuk komunikasi instruktur. Dimana komunikasi ini guru dan siswa dalam mengajar dan belajar latihan, baik secara verbal maupun nonverbal secara terpisah atau dalam pertemuan.
komunikasi antara guru dan siswa dapat membuat hubungan yang layak dan dapat membantu ukuran pengajaran dan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, khususnya pengujian logis, yang berarti memahami suatu keajaiban dalam lingkungan sosial yang khas dengan berfokus pada siklus hubungan komunikasi yang mendalam antara analis dan yang diteliti Informasi atau data yang diperoleh digambarkan sesuai dengan kebenaran di lapangan dan diperkenalkan sebagai kata-kata atau kalimat kemudian ditarik menjadi kesimpulan. Dalam pembahasan ini komunikasi yang digunakan guru dalam proses interaksi yang terjadi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kinasih Pontianak pola komunikasi primer dan sekunder adalah guru berperan aktif sedangkan siswa pasif Skinner.
Pada dasarnya komunikasi primer dan sekunder ini diterapkan pada pesan facial atau ekspresi wajah sebagai pesan verbal dan nonverbal dalam interaksi oleh guru dan siswa saat memberi sebuah intruksi. Komunikasi primer guru dengan anak Downsyndrome di Sekolah Luar Biasa Kinasih Pontianak mengambarkan guru memiliki peran aktif dan siswa pasif dimana komunikasi yang guru berikan kepada siswa hanya berbicara dan mendengarkan. Proses ini terjadi pada saat kegiatan belajar dikelas karena sering terjadi secara bersamaan atau tumpang tindih. Komunikasi ini jenis komunikasi yang kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa di kelas ataupun diluar kelas karena hanya guru yang cenderung berperan aktif