Abstract:
NADIA VEGA, Sinergitas Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dan Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Di SMP Negeri 02 Pulau Maya Tahun Ajaran 2023/2024. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Negeri Islam (IAIN) Pontianak, 2024.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kenakalan siswa di sekolah adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1) Bentuk-bentuk kenakalan siswa SMPN 02 Pulau Maya, 2) Peran Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru Bimbingan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa SMPN 02 Pulau Maya, 3) sinergitas antara Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi kenakalan siswa SMPN 02 Pulau Maya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk memperoleh data. Lokasi penelitiannya adalah SMP Negeri 2 Pulau Maya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi secara langsung dengan cara wawancara dan juga studi dokumen. Alat pengumpulan datanya adalah lembar observasi dan juga lembar wawancara. Data didapat kemudian dianalisis dengan teknik analisis reduksi data, penyajian data dan juga verifikasi data secara langsung.
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMP N 02 Pulau Maya meliputi ribut ketika jam pelajaran, keluar masuk kelas, membully teman dan menonton konten pornografi.2) Peran guru pendidikan agama islam dan guru bimbingan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa si SMPN 02 Pulau Maya yaitu Mereka bertindak sebagai pembimbing, motivator, dan konselor. Sebagai pembimbing, mereka memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa tentang tugas sebagai siswa dan kegiatan keagamaan. Sebagai motivator, mereka memberikan dorongan agar siswa dapat merencanakan masa depannya dan meraih cita-citanya. Sebagai konselor, mereka memberikan layanan konseling individu dan kelompok untuk membantu siswa mengatasi masalah pribadi atau akademis. 3) Sinergitas antara guru PAI dan guru Bimbingan dan Konseling terwujud baik dalam bentuk formal maupun informal. Sinergitas formal dilakukan melalui kegiatan yang diatur secara resmi di sekolah untuk memberikan motivasi kepada siswa bermasalah dan mencegah terjadinya kenakalan siswa yang serupa. Sementara itu, sinergitas informal terjadi melalui kegiatan keagamaan seperti sholat berjamaah, yang bertujuan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan moral siswa.