POTENSI NILAI-NILAI TRADISI SAPRAHAN - MUSLIM MELAYU SAMBAS DI DESA MERABUAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show simple item record

dc.contributor.advisor Wahab, Wahab
dc.contributor.advisor Zurayah, Helva
dc.contributor.advisor Hermansyah, Hermansyah
dc.contributor.advisor Kurniawan, Syamsul
dc.contributor.author Amanda, Melda
dc.date.accessioned 2024-04-25T02:14:26Z
dc.date.available 2024-04-25T02:14:26Z
dc.date.issued 2024-02
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/4593
dc.description.abstract MELDA AMANDA, Potensi Nilai-Nilai Tradisi Saprahan Muslim-Melayu Sambas Di Desa Merabuan Sebagai Sumber Belajar Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mendeskripsikan prosesi tradisi Saprahan di desa Merabuan; 2) untuk mendeskripsikan kandungan nilai-nilai dalam tradisi Saprahan Muslim-Melayu Sambas di Desa Merabuan. 3) untuk mendeskripsikan tradisi Saprahan Muslim-Melayu Sambas di Desa Merabuan Sebagai Sumber Belajar Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Lokasi penelitian ini adalah di Desa Merabuan. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh agama, tokoh adat, sesepuh, tokoh masyarakat, guru Pendidikan Agama Islam, tuan rumah yang menyelenggaran acara dengan menerapkan tradisi Saprahan. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu member check, dan triangulasi. Hasil Penelitian ini adalah: 1) Prosesi tradisi Saprahan meliputi persiapan pelaksanaan acara yang terbagi menjadi dua yaitu tahapan pelaksanaan dalam acara kecil seperti ruwahan dimulai dari musyawarah, Bepinjam (mempersiapkan kayu bakar), hari mumbu (hari membuat bumbu masakan), hari kacik (kecil), hari besar, mulangkan pinggan mangkok (mengembalikan peralatan Saprahan). Tahapan pelaksanaan dalam acara besar seperti pernikahan dimulai dari musyawarah, Bepinjam (mempersiapkan kayu bakar), Ngunjam tarup (membuat tenda), hari mumbu (hari membuat bumbu masakan), hari kacik (kecil), hari besar, dan mulangkan pinggan mangkok (mengembalikan peralatan Saprahan). Tahapan inti dalam tradisi Saprahan adalah makan bersama dengan duduk melingkar dilantai yang terdiri dari 6 orang. Tahapan penutupan acara dalam tradisi Saprahan ditandai dengan Bebasuk (mencuci peralatan Saprahan) dan Mulangkan Pinggan Mangkok (mengembalikan peralatan Saprahan). 2) Dalam tradisi Saprahan terdapat kandungan nilai-nilai yaitu nilai silaturahmi, nilai musyawarah, nilai gotong royong, nilai tanggung jawab, nilai ikhlas, dan nilai memuliakan tamu. 3) Tradisi Saprahan berpotensi sebagai sumber belajar Pendidikan Agama Islam karena mengandung unsur- unsur yaitu pesan, orang,alat,dan lingkungan serta mempunyai nilai-nilai yang berhubungan dengan ajaran Islam yaitu nilai silaturahmi, nilai musyawarah, nilai gotong royong, nilai tanggung jawab, nilai ikhlas, dan nilai memuliakan tamu. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN Pontianak en_US
dc.subject Sumber belajar en_US
dc.subject tradisi Saprahan en_US
dc.subject pendidikan Agama Islam en_US
dc.title POTENSI NILAI-NILAI TRADISI SAPRAHAN - MUSLIM MELAYU SAMBAS DI DESA MERABUAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account