Abstract:
Dewi Anggita 11911009. Permainan Cublek-Cublek Suweng Untuk M eningkatkan
Kemampuan Sosial Pada Anak Usia 5 – 6 Tahun Di Tk Mentari Mekar Gemilang Tahun
2022-2023. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Program Studi Pendidikan
Anak Usia Dini (PIAUD), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2023.
Latar belakang penelitian ini adalah anak usia dini umumnya belajar melalui
bermain, tapi minat pada gadget mengurangi eksplorasi permainan tradisional.
Mengenalkan kembali permainan tradisional seperti cublek-cublek suweng meningkatkan
keterampilan sosial anak dan memperkenalkan nilai budaya. Integrasi permainan
tradisional membangun perilaku sosial positif, mempersiapkan anak-anak untuk
lingkungan sosial yang lebih luas di masa depan. Tujuan penelitian ini adalah: pertama,
untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan sosial anak kelas b2 di tk mentari mekar
gemilang sebelum diberikan permainan cublek – cublek suweng. Kedua untuk
mendeskripsikan bagaimana permainan cublek-cublek suweng di TK Mentari Mekar
Gemilang. Ketiga untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan sosial anak kelas B2 di
TK Mentari Mekar Gemilang setelah diberikan permainan cublek-cublek suweng.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus dengan tiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data
penelitian ini adalah Guru dan dokumen pendukung. Teknik pengumpulan datanya:
observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini, pertama sebelum menggunakan permainan cublek-cublek
suweng kemampuan sosial anak rendah. Sebanyak 7 dari 20 anak menunjukkan
kemampuan sosial yang tidak memuaskan. Penyebabnya adalah ketidak patuhan terhadap
aturan yang telah ditetapkan oleh guru, baik dalam kelas maupun saat bermain. Kedua
penerapan permainan cublek-cublek suweng dilakukan dengan 2 siklus dengan langkahlangkah:
1) Membuat kisi-kisi yang sesuai dengan langlah-langkah berjalannya
permainan. 2) Membagi kelompok pada anak dengan jumlah anggota 5-6 anak. 3)
mengajak anak melakukan hompimpa per kelompok untuk mencari satu memain yang
tengkurap mengahadap lantai yang disebut sebagai pak empo. 4) satu anak yang
tengkurap dikelilingi oleh teman-teman, dan semua anak bermain untuk mengelilingkan
kertas kecil yang digenggam secara bergiliran dengan menyanyikan lagu cublek-cublek
suweng secara serentak. 5) lalu kertas kecil tersebut di sembunyikan oleh salah satu
teman pada saat lagu berakhir. 6) pemain yang tengkurap (pak empo) harus menebak
siapa yang memegang kertas kecil tersebut. Ketiga hasil belajar setelah permainan
cublek-cublek suweng terlihat berbeda dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, terjadi
perubahan dari pertemuan 1 berjumlah 59 ke pertemuan 2 berjumlah 69. Pada siklus II,
perubahan semakin terlihat, pada pertemuan 1 mencapai 78 dan pada pertemuan 2
mencapai 87. Hasil ini menunjukkan bahwa permainan tersebut efektif untuk mencapai
hasil belajar anak sesuai yang diharapkan.