Abstract:
Penelitian ini berjudul “Analisa Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Likuiditas Pada Bank Syariah Indonesia (2021-2022). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kinerja Bank Syariah Indonesia (2021-2022) berdasarkan dari rasio likuiditas, dan (2) untuk mengetahui bagaimana kesehatan bank Syariah Indonesia (2021-2022) berdasarkan standar Bank Indonesia (BI).
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan serta literatur-literatur yang berkaitan dengan Bank Syariah Indonesia, yang diperoleh melalui studi dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perkembangan rasio likuiditas (likuidity ratio) Bank Syariah Indonesia pada tahun 2021-2022 dengan menggunakan indikator quick ratio dan cash ratio menunjukan kondisi keuangan cenderung berfluktuatif. Pada tahun 2022 quick ratio bank Syariah Indonesia mencapai tingkat sehat sebesar 4,631%, melampaui standar rasio yang ditetapkan bank Indonesia sebesar 4,05%. Akan tetapi jika dilihat dari 2021-2022 terjadi penurunan sedikit pada quick ratio menjadi 4,631% mengindikasikan adanya perubahan dalam struktur asset atau kewajiban bank. Hal ini dikarenakan nilai short term borrowing sebesar Rp. 3.784.901 lebih rendah daripada liquid asset sebesar Rp. 265.289.081 sehingga bank dapat melunasi kewajiban yang harus segera dibayar. Cash ratio Bank Syariah Indonesia pada tahun 2022 mencapai tingkat yang sangat sehat, yakni sebesar 44,144%, jauh melampaui standar rasio yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 2%. Hal ini dikarenakan nilai short term borrowing sebesar Rp. 6.925.643 lebih rendah dari pada liquid asset sebesar Rp 305.727.438, sehingga bank dapat melunasi kewajiban yang harus segera dibayar. (2) Standar kesehatan quick ratio dan cash ratio pada Bank Syariah Indonesia tahun 2021-2022 mencapai tingkat sehat melebihi standar ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia (BI). Penurunan yang signifikan terjadi pada cash ratio tahun 2022 dari 70,09% menjadi 44,144%. Hal ini dikarenakan short term borrowing lebih rendah dari pada liquid asset. Walaupun terjadi penurunan , cash ratio Bank Syariah Indonesia pada tahun 2022 Masih berada diatas standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI).