Abstract:
Wahyu Katri Saputra (11912016), Pasangan Suami Istri Tunanetra di Yayasan Sahabat Netra Khatulistiwa Kota Pontianak Dalam Membentuk Keluarga Sakinah. Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2023.
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui pemahaman pasangan suami istri tunanetra di Yayasan Sahabat Netra Khatulistiwa, Kota Pontianak mengenai keluarga sakinah. 2) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan peran serta tanggung jawab pasangan suami istri tunanetra di Yayasan Sahabat Netra Khatulistiwa Kota Pontianak dalam membentuk keluarga sakinah.
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan dan tipe penelitian yuridis sosiologis. Sumber data primer berupa wawancara dengan narasumber yaitu pasangan suami istri tunanetra di Yayasan Sahabat Netra Khatulistiwa Kota Pontianak yang terdiri dari tiga pasang suami istri penyandang tunanetra. Data sekunder berupa skrpisi terdahulu, jurnal, serta buku yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan bahan referensi, member check dan triangulasi. Adapun terknik analisis data yaitu tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa:1) Pemahaman pasangan suami istri tunanetra di Yayasan Sahabat Netra Khatulistiwa Kota Pontianak mengenai keluarga sakinah adalah sebuah keluarga yang diliputi dengan rasa kasih sayang, kebahagiaan, kedamaian, ketentraman, serta dekat dengan nilai-nilai agama. 2) Kerjasama merupakan aspek utama bagi pasangan suami istri tunanetra di Yayasan Sahabat Netra Khatulistiwa Kota Pontianak dalam membentuk keluarga sakinah. Dengan agama, anak, serta pasangan yang menjadi motivasi utama dan membuat mereka semangat dalam melaksanakan peran serta tanggung jawab mereka dalam rumah tangga. Kemudian yang membedakan antara pasangan suami istri tunanetra dengan pasangan suami istri normal pada umumnya hanyalah aktivitas mereka yang lebih banyak menandalkan indera peraba karena mereka memiliki keterbatasan dalam hal penglihatan.