Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penafsiram antara Hamka dan
Hasbi Ash-Shiddieqy tentang kata qalb dalam QS. Al-Baqarah, persamaan dan
perbedaan kata qalb menurut Kitab Tafsir Al-Azhar karya Hamka dan Kitab Tafsir AnNur karya Hasbi Ash-Shiddieqy, mengapa bisa terjadi persamaan dan perbedaan kata
qalb menurut Kitab Tafsir Al-Azhar karya Hamka dan Kitab Tafsir An-Nur menurut
Hasbi Ash-Shiddieqy.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini terdiri dari
sumber primer berupa Tafsir Al-Azhar jilid 1 terbitan tahun 2015 oleh Gema Insani
karya Hamka, dan Tafsir An-Nur jilid 1 terbitan tahun 2000 oleh P.T Pustaka Rizki
Putra karya T. M Hasbi Ash-Shiddieqy. Adapun sumber sekunder berupa buku-buku,
jurnal-jurnal, artikel-artikel, dan skripsi yang berkaitan dengan penafsiran qalb dalam
QS. Al-Baqarah.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Keduanya mengakui
kata qalb memiliki variasi kondisi dan karakteristik hati manusia, termasuk sifat negatif
dan pentingnya menjaga kebersihan hati dan mengikuti petunjuk Allah. 2) Hamka dan
Hasbi menyebutkan bahwa ada hati yang terpengaruh oleh kejahatan, keras dan
tertutup, terikat pada kesesatan, serta rentan terhadap fitnah dan ujian. Meskipun
mereka menggunakan sumber-sumber utama Islam, mereka memiliki pendekatan yang
berbeda. Hamka lebih menekankan pesan-pesan moral dan nilai-nilai Islam dalam
tafsirnya, sedangkan Hasbi Ash-Shiddieqy lebih menitikberatkan pada aspek fikih. 3)
Latar belakang persamaan dan perbedaan disebabkan gaya penulisan mereka, Hamka
menggunakan cerita dan analogi yang akrab bagi masyarakat umum, sedangkan Hasbi
Ash-Shiddieqy menggunakan gaya penulisan yang lebih teknis dan akademis.
Penelitian ini penting karena qalb merupakan sumber utama keadaan jiwa manusia,
yang dapat mempengaruhi perilaku dan pikiran. Dalam menjalani kehidupan di dunia,
hati akan dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatan yang dilakukan.