Abstract:
Disertasi ini menemukan bahwa identitas dan ideologi berkorelasi
positif terhadap suatu penafsiran sehingga dapat dikatakan karya tafsir
اىػربة ةٍِظٔر شياشات اهلٔيث ال ةٍِظٔر اجلصّ:bersifat lokal dan temporal. Kaidah yang dibangun adalah
Al-'Ibrat bi mandhu>r siya>sa>t al-huwiyyat la> bi mandhu>r al-nas}s}
Kesimpulan penelitian ini sependapat dengan pernyataan H}assan
H}anafi> (2004), Adul 'Azi>z al-T}a'a>labi>y (1985), William C. Chittick (2007)
dan Abdullah Saeed (2006), yang mengatakan bahwa sebuah penafsiran
tidak terlepas dari persepsi dan ideologi mufasir harus disesuaikan dengan
kepentingan umat dihubungkan dengan kebutuhan realitas. Jika tidak
demikian maka tafsir tidak memiliki fungsi.
Penulis tidak sependapat dengan kesimpulan Nas}r H}a>mid Abu> Zayd
(1994), Moch. Nur Ichwan (2003) dan Edmund Husserl (1938), yang
menyatakan bahwa penafsiran kitab suci harus dibebaskan dari kepentingan
dan ideologi, yaitu seorang mufasir harus membebaskan diri dari prasangka
dan memiliki dasar metode ilmiah yang objektif.
Kesimpulan di atas dibangun atas teori Hans George Gadamer yang
mengatakan bahwa teks adalah sesuatu yang otonom dan independen dan
prerogatif pembacanya untuk menafsirkan teks sesuai konteksnya.
Penulis membantah kesimpulan Jasser Auda yang memposisikan Ibn
'A>shu>r sebagai mufasir reformis setaraf dengan Muh}ammad 'Abduh. Auda
terpengaruh dengan paradigma maqa>s}id nya. Ibn 'A>shu>r adalah mufasir
apologis dan konservatif dalam perspektif penafsiran ayat-ayat tentang
relasi Muslim dan non-Muslim. Dalam hal ini tafsir dijadikan sebagai
instrumen yang dinamis dan berkelanjutan dalam melakukan negoisasi
terhadap berbagai realitas untuk membangun identitas Islam Tu>nisia.
Objek penelitian ini adalah penafsiran ayat-ayat politik identitas
dalam tafsir Ibn ‘A>shu>r, dengan menganalisis ma> wara>' al-tafsir wa ma> wara'
al-mufassir? Apa yang mempengaruhi penafsiran? Kenapa mufasir menafsiri
demikian? Sumber primer penelitian ini adalah kitab tafsir al-Tah}ri>r wa alTanwi>r karya Ibn ‘A>shu>r, dan sumber sekunder berupa tulisan-tulisan
Ibn‘A>shu>r atau tulisan-tulisan tokoh lain yang terkait dengan penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan
hermeneutik, dan sosio-politik. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
telaah kepustakaan. Data-data penafsiran, tulisan para ahli termasuk hasil
wawancara dihimpun, diklarifikasi, diuji, diperbandingkan kemudian
dianalisa secara mendalam.