Abstract:
Konversi agama adalah perubahan suatu agama dari agama yang lama ke
agama yang baru, konversi agama dilakukan bukan semata-mata ingin membenci
agama sebelumnya namun terdapat banyak faktor yang bisa mempengaruhi seseorang
untuk melakukan konversi agama diantaranya adalah faktor lingkungan, faktor
kemiskinan, faktor kejiwaan, faktor pernikahan dan lain-lain. Ada beberapa penelitian
yang bertemakan “ Konversi Agama”. Namun terkhusus pada “Konversi Agama dari
Kristen ke Islam” masih belum dibahas secara mendalam mengenai puncak proses
psikologisnya.
Peneliti menyusun skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode studi konfirmatif. Sumber data diperoleh dari data primer yaitu hasil
penelitian yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi
terhadap mualaf-mualaf di Kecamatan Pontianak Utara terkhusus Jl. Kebangkitan
Nasional dan Gg. Beringin II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang konversi agama yang
dilakukan VL dan HN karena faktor kejiwaan dan faktor pernikahan. Pada proses
konversi agama sangatlah tidak mudah ada goncangan psikologis yang terjadi pada
VL dan HN dari Fase tenang: sikap dan perilakunya tidak perduli terhadap suatu
agama. Fase kecemasan: keguncangan dan konflik batin berkecamuk dihatinya. Fase
konversi: kejadian perpindahan agama. Fase ketentraman dan kedamaian setelah
konversi: keadaan menjadi tenang dan merasa lepas dari segala dosa dan yang
terakhir fase eksperesi keagamaan setelah berpindah agama: diungkapkannya
perpindahan agama melalui perilaku dan tingkah laku dalam beragama. Fase terkahir
tersebut juga membuktikan bahwa VL dan HN benar-benar sudah melakukan
konversi agama dengan baik karena dilihat pada kehidupan keagamaan setelah
melakukan Konversi Agama.