Abstract:
Buku yang merupakan hasil penelitian terhadap naskah
Muhammad As’ad ini telah menghasilkan terjemahan dengan
anotasi berupa variasi bacaan/terjemahan dari dua teks lain.
Selain itu, dalam buku ini juga telah berupaya memaparkan
latar belakang penulis dan situasi sosial tempat naskah itu
ditemukan. Penulisan/penyalinan naskah ini bisa dilihat dari
konteks sejarah perkembangan Islam di Nusantara khususnya
dan dunia pada umumnya. Lahirnya kecenderungan
pengamalan tasawuf yang juga diiringi dengan upaya pewarisan
ilmu tersebut melalui tradisi tulis dapat dijelaskan dengan teori
umum mengenai masuknya Islam ke Nusantara. Menurut teori
tersebut, masuknya Islam ke Nusantara dibawa oleh para sufi
(lihat Azyumardi Azra 1999; Abdul Hadi 2001; Alwi 2000; Bellah
2000; Hermansyah 2002; Yusriadi dan Hermansyah 2003;
Hermansyah 2010).
Di Sambas Awal abad ke-18, masa berkuasanya sultan
Sambas ke-3 yaitu Muruhum Adil atau Raden Miliya bin Raden
Bima bergelar Sultan Umar Aqamaddin I (1114-1140H/1702-
1727M), Islam dengan corak tasawuf itu telah masuk dan
berkembang di Sambas. Di antara ulama yang terkenal di
Sambas pada masa itu adalah Syaikh Abdul Jalil al-Fatani,
berasal dari Patani. Ia dimakamkan di daerah Lumbang,
Sambas, dan sampai sekarang makamnya dikenal sebagai
Keramat Lumbang. Oleh karena itu, wajar jika Muhammad
As’ád yang lahir pada awal abad ke-18 tertarik untuk
mendalami Tasawuf.
Naskah setebal 32 halaman yang selesai ditulis pada
tanggal 29 Rabiul Awal 1280 H merupakan salinan dari al-Hikam
ISLAM DI BORNEO: Jejak Tasawuf Dalam Naskah Muhammad As’ad SambasHermansyah, Erwin, & Rusdi Sulaiman
| 93
karya Ibnu ‘Athaillah al-Syakandari. Berdasarkan perbandingan
dengan teks lain nampak beberapa perbedaan terutama dalam
penulisan kata. Perbedaan itu dijelaskan dalam bentuk catatan
kaki pada bagian terjemahan teks pada Bab III.
Walaupun pengungkapan pesan-pesan yang bercorak
tasawuf dalam naskah ini umumnya bercorak filsafat, namun
tidak seperti al-Hallaj, Ibnu Arabi dan para tokoh tasawuf falsafi
yang lainnya. Pemikiran dalam naskah ini tidak mengedepankan
konsep ketuhanan yang dialektis tetapi lebih banyak
menjadikan Tuhan sebagai pangkal dan akhir seluruh niat,
aktivitas, dan tujuan makhluk.
Naskah ini juga mengemukakan unsur-unsur pengamalan
ibadah dan suluk. Secara khusus naskah ini menyebutkan
pentingnya salat. berbeda dengan salat dalam pandangan para
fuqaha yang lebih mementingkan syarat dan rukun formal dari
ibadah itu, dalam naskah ini salat harus ditegakkan bukan
hanya dilaksanakan. Salat yang ditegakkan adalah salat yang
bersamaan dengan penyucian hati. Salat merupakan sarana
untuk bermunajat dan pembersihan batin. Dengan demikian,
salat itu selain merupakan sarana berbakti kepada Tuhan, juga
membawa efek kesucian lahir dan batin, menjadikan pelakunya
lebih baik. Sebaliknya salat tanpa penghayatan rohaniah akan
merupakan suatu kegiatan yang kurang bermakna, kering, dan
tidak akan membawa perubahan bagi pelakunya.
Pemikiran dalam naskah ini menunjukkan ciri ahl al-
sunnah; bahwa amal dan doa sangat penting tetapi bukan
sebab Tuhan memberikan balasan.
Kajian tentang naskah Muhammad As’ád menyajikan
landasan kepada peneliti lain untuk membuat penelitian yang
lebih luas. Kajian ini memiliki keterbatasan antara lain belum
membuktikan bagaimana pengaruh naskah ini di masyarakat.
Sebagaimana pengetahuan umum, Islam di Sambas, khususnya
di kalangan istana, lebih dekat kepada tradisi model Timur
Tengah yang cenderung menolak tasawuf. Oleh karena itu, para
peneliti dapat melakukan penelitian antara lain mengenai
ISLAM DI BORNEO: Jejak Tasawuf Dalam Naskah Muhammad As’ad Sambas94 |
Hermansyah, Erwin, & Rusdi Sulaiman
pengaruh tasawuf dalam kehidupan masyarakat. Bagaimana
pergumulan antara corak Islam istana dengan corak Islam
tasawuf yang diamalkan sebagian masyarakat.
Hasil Kajian ini juga bisa dijadikan sebagai landasan untuk
menunjang data tentang sejarah Islam di Kalimantan Barat,
terutama mengenai corak beragama. Selain itu, peneliti
menyarankan agar dilakukan penelitian terhadap naskah-
naskah lain yang tersebar di kalangan masyarakat. Penelitian
semacam ini penting antara lain untuk mengungkap masa
lampau yang mempengaruhi masa kini. Selain itu, penelitian
sejenis juga memungkinkan menggali khazanah para pendahulu
yang mungkin relevan untuk masa sekarang.